Panyabungan, StartNews – Curah hujan yang tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) belakangan ini. Akibatnya, debit air Sungai Batang Gadis membesar, bahkan menggerus lahan Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Madina di Kecamatan Panyabungan, Madina, Sumatera Utara.
Dalam dua pekan terakhir, lahan kampus perguruan tinggi negeri satu-satunya di Madina itu sudah diterjang Sungai Batang Gadis sekitar 5 meter. Bangunan kampus tersebut tepat berada di belokan aliran sungai. Salah satu pondasi bangunan yang dijadikan Sekretariat Unit Kegiatan Kampus Pramuka sudah tergerus air sungai.
Ketua STAIN Madina Sumper Mulia Harahap mengatakan dalam dua pekan terakhir sungai sudah menggerus lahan sekitar 5 meter. “Dua minggu terakhir ini mungkin 4 sampai 5 meter itu yang kena gerus (sungai itu). Gedung yang paling pinggir itu gedung yang dipakai adik-adik kita pramuka,” kata Sumper, dikutip dari detik.com pada Rabu (20/12/2023).
Detik.com memberitakan, Kampus STAIN Madina memiliki lahan seluas 6,2 hektare di awal pembangunannya. Saat ini nyaris setengah tidak bisa dimanfaatkan akibat sungai tersebut. Aliran sungai berubah saat banjir besar melanda pada 2014. Akibatnya, sungai membentuk aliran baru yang mengarah ke sisi kampus saat ini.
“Proses awal sungai itu sesungguhnya harusnya kan alirannya tidak ke arah kampus, tapi lurus . Pada saat 2014 terjadi banjir besar, sehingga dia membentuk aliran baru yang pada akhirnya dia mendekati ke kampus,” ucapnya.
Aliran sungai tersebut berpindah sekitar 200 meter jauhnya dari semula. Aliran sungai saat ini juga merupakan lahan milik STAIN Madina. “Ada sekitar 200 meter itu (dari aliran sungai lama ke aliran sungai baru), aliran baru itu sesungguhnya termasuk lahan kampus,” ungkapnya.
Akibat perpindahan aliran sungai sejauh 200 meter, terdapat lahan kampus yang tidak bisa dimanfaatkan lagi, sehingga mempersempit lahan kampus untuk pengembangan. “Di seberang sungai itu sendiri masih kampus lagi (lahan di antara aliran baru sungai dan aliran lama). Jadi, itu tidak lagi produktif karena sudah dibatasi sungai,” ujarnya.
Sumper mengaku sudah pernah menyurati Dinas PUPR Sumut pada September 2022 untuk menyelamatkan lahan kampus dengan mengembalikan aliran sungai ke semula. Namun, hingga saat ini surat tersebut tidak kunjung direspons.
“Setelah dilantik pada bulan April 2022, saya melihat posisi kampus yang di pinggir sungai itu, sehingga saya di bulan 9 melayangkan surat ke Dinas PUPR Provinsi untuk membuat bronjong dan memindahkan aliran ke semula,” jelasnya.
Pihaknya kembali menyurati Pemprov Sumut terkait kondisi kampus yang terancam itu. Dia meminta agar pemerintah memperhatikan masalah tersebut, apalagi areal kampus STAIN Madina berada di kompleks pendidikan yang di dalamnya ada sekolah SLB, SD hingga SMA.
“Sampai kemarin kita juga sudah melayangkan surat lagi ke provinsi, tujuannya tetap sama untuk memindahkan aliran ke semula. Ini bukan hanya untuk STAIN Madina, itu adalah komplek pendidikan ada di SMAN 2 Plus Panyabungan, SMP, SD, TK, bahkan SLB. Jadi, semoga mendapat perhatian serius dari pemerintah,” tuturnya.
Sumber: detik.com