Panyabungan, StartNews – Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution mengajak masyarakat untuk menjadikan Hari Raya Raya Idul Fitri sebagai momentum memperkuat persaudaraan dan menjaga kebersamaan.
Saipullah menyampaikan ajakan itu di hadapan ribuan jamaah salat Idul Fitri 1446 Hijiriyah yang memadati Masjid Agung Nur Alan Nur Aek Godang, Kecamatan Panyabungan, Senin (31/3/2025).
Bupati tiba di Masjid Agung Nur Alan Nur bersama keluarga, termasuk anggota DPRD Fraksi Partai Golkar Muhammad Nasrul Hilmi Nasution, sekitar pukul 07.13 WIB, didampingi Asisten I Sahnan Pasaribu.
Kehadiran bupati dan keluarga disambut para jamaah yang antusias menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Dalam sambutannya, Saipullah mengucapkan selamat Idulf Ftri kepada seluruh umat Islam dan mengajak masyarakat untuk menjadikan hari suci ini sebagai momentum memperkuat persaudaraan dan menjaga kebersamaan.
“Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk saling memaafkan dan merajut kembali tali silaturahmi yang mungkin sempat renggang. Mari kita rayakan dengan penuh kebahagiaan, namun tetap dalam batas kewajaran dan menghormati sesama,” ujar Saipullah.
Dia juga mengingatkan bahwa kepemimpinannya bukan sekadar jabatan, melainkan amanah dan ujian yang harus dijalankan dengan baik.
“Seorang pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Keberhasilan membangun Madina tergantung pada dukungan dan partisipasi masyarakat. Mari kita bersatu untuk kemajuan Bumi Gordang Sambilan,” tambahnya.
Salat Idul Fitri dimulai pukul 07.34 WIB dipimpin oleh imam Ustaz Sarkawi Lubis yang membacakan Surah Qaf. Ustaz Amrin Nasution bertindak sebagai khatib dan menyampaikan pesan mendalam tentang makna Syawal.
“Syawal berarti meningkat. Ramadan bukan akhir dari ibadah, melainkan awal untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan ketaqwaan,” ujar Ustaz Amrin.
Dalam khutbahnya, dia menekankan pentingnya membayar zakat fitrah, keutamaan berpuasa, serta menjaga kesabaran dan sikap saling memaafkan. Dia juga mengingatkan jamaah untuk menjauhi tiga akar dosa besar: kesombongan, kerakusan, dan kedengkian.
“Kesombongan membuat iblis terkutuk, kerakusan menyebabkan Nabi Adam terusir dari surga, dan kedengkian mendorong Qabil membunuh Habil. Mari kita bersihkan hati dan jauhi sifat-sifat ini,” tegasnya.
Usai salat, suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti masjid saat jamaah berbaris untuk bersalam-salaman dan saling memaafkan. Tradisi ini menjadi simbol kemenangan sejati, dimana hati kembali bersih dan hubungan sosial semakin erat.
Reporter: Rls
