Padang, StartNews – Di tengah subuh yang gerimis, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi singgah untuk makan sahur di rumah pasangan Azizil (67) dan Nurhayati (59), di daerah Parak Anau, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Kamis (7/4/2022).
Pagi itu Gubernur Mahyeldi didampingi Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Sumbar Andri Yulika, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Irsyad, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Maifrizon, anggta DPRD Kota Padang Muharlion, dan Wakil Ketua BAZNAS Sumbar Nurman Agus.
Pada masa produktifnya, Azizil adalah seorang Bhayangkara Pembina Kamtibmas (Bhabinkamtibmas). Sementara istrinya, Neti – sapaan akrab Nurhayati- dulunya karyawan tetap di PT Asia Biscuit sekaligus ahli pijat urut, profesi tambahan yang dia harus geluti untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Kini, Azizil sudah tak lagi bekerja. Sementara Neti juga tak bisa berbuat banyak untuk membantu keluarga, karena stroke dan diabetes yang membutakan kedua matanya.
Seluruh anggota keluarga Azizil, Neti, anak dan menantunya, serta 3 cucunya sudah bangun saat Tim Singgah Sahur Gubernur Sumbar datang. Kaget, haru, bingung, senang, dan canggung terasa saat keluarga menyilakan Gubernur dan Tim Singgah Sahur masuk ke dalam rumah.
Di ruang keluarga rumah Azizil, Gubernur Mahyeldi menjelaskan maksud kedatangannya dan rombongan, yakni untuk menyantap sahur bersama dan berbincang-bincang mengenai keadaan keluarga. Neti hanya terbata dan terisak. Dia mengaku bahagia Gubernur mampir ke rumahnya yang sederhana, tetapi sedih karena tak mampu melihat wajah Gubernurnya dan siapapun yang datang subuh itu.
“Ndak nampak dek ambo muko Pak Gubernur do,” isak Neti sambil menutupi muka.
Gubernur Mahyeldi coba menenangkan, “Ndak baa, Neti. Tarimo kasih malah diizinan kami di siko. Mohon maaf kami manggaduah waktu sahur keluarga.”
Obrolan lalu berlanjut. Menantu Neti, Asri Mulyanto misalnya, ketika ditanyai Gubernur tentang pekerjaan hariannya, dia mengaku selama ini bekerja serabutan. Sesekali bekerja sebagai buruh bangunan, sesekali sebagai montir sepeda motor.
“Dulu pernah buka bengke ketek di daerah Tunggul Hitam, Pak. Dakek jembatan. Kini lah indak lai. Di rumah se lai,” tutur Mul, sapaan akrab Asri Mulyanto.
Menanggapi obrolan itu, Gubernur memberi anjuran kepada Mulyanto untuk kembali membuka bengkel agar dia dapat menghidupi keluarga dengan pemasukan yang lebih stabil. Mulyanto mengaku memiliki keinginan untuk itu, tetapi terkendala modal.
Terkait kendala modal tersebut, Gubernur kemudian meminta Mulyanto menghitung jumlah biaya yang dia butuhkan agar kembali membuka bengkelnya.
“Kiro-kiro lah dulu bara modalnyo paralu. Kok alah, beko kami bantu. Kalau bisa, saran dari ambo, ndak usah manyewa tampek urang dulu. Buka di tampek awak surang dulu, jadi nda paralu mamikiaan (biaya sewa tempat),” ujar Gubernur menawarkan.
Kegiatan Singgah Sahur pagi itu diakhiri dengan penyerahan bantuan dari Baznas Sumbar senilai Rp 25 juta untuk renovasi rumah oleh Gubernur Mahyeldi. Dari kediaman Azizil dan Neti, rombongan kemudian bertolak ke Masjid Jihad, Batang Kabung Ganting, Koto Tangah, untuk menyelenggarakan Subuh Mubarakah.
Reporter: Rls