Panyabungan, StartNews – Pengurus moda transportasi umum PT ALS (Antar Lintas Sumatera) merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-58 tahun dengan menyantuni puluhan anak yatim di Desa Barbaran, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin (30/9/2024).
Kepala Kantor PT ALS Perwakilan Panyabungan Nis’ad Sidiq Nasution mengatakan kegiatan berbagi rejeki dengan puluhan anak yatim ini sebagai wujud rasa syukur pengurus dan keluarga besar PT ALS atas rejeki berkah yang diberikan Allah SWT kepada perusahaan transportasi umum yang melegenda ini.
“Sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT di hari ulang tahun ini, kami berbagi rejeki dengan puluhan anak yatim di Desa Barbaran,” kata Nis’ad Sidiq.
Melalui santunan ini, kata Sidiq, anak-anak yatim mendoakan para pemilik PT ALS yang telah meninggal dunia agar ditempatkan Allah SWT di tempat terbaik di sisi-Nya.
“Semoga juga Allah SWT memberi kesehatan dan rejeki yang luas kepada para pemilik, pengurus, dan keluarga besar PT ALS yang masih hidup saat ini,” katanya.
“Doa dimaksudkan agar Allah SWT mengampuni dosa dan melapangkan kubur para almarhum dan almarhumah pendiri ALS dan karyawan yang telah meninggal dunia. Doa itu juga untuk memohon kepada Allah SWT untuk kelancaran usaha Pt ALS,” imbuh Sidiq.
Sekilas Sejarah ALS
Dikutip dari laman id.wikipedia.org, pada awal pendiriannya tahun 1966, ALS hanya melayani trayek Medan – Kotanopan, kemudian menyusul trayek Medan – Bukitting. Pada tahun 1972, ALS membuka trayek ke berbagai kota di Sumatera seperti ke Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Bandar Lampung.
Pada tahun 1970-an, kendaraan belum bisa menyeberang ke Pulau Jawa karena belum tersedianya kapal feri roro, ALS sudah membuka trayek ke berbagai tujuan di Pulau Jawa dengan memakai jasa agen yang mengurus pemberangkatan penumpang dari Pelabuhan Merak dengan kendaraan lain.
Pada tahun 1980-an, ketika mobil sudah bisa menyeberang ke Jawa dengan naik kapal feri roro, ALS membuka trayek langsung ke Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, dan Surabaya. Kemudian menyusul trayek ke Kota Malang dan Jember.
ALS juga pernah membuka trayek hingga ke Pulau Bali. Namun, rutenya harus ditutp pada tahun 2003 lalu mengingat waktu dan jarak tempuhnya.
Pada masa jaya angkutan bus jarak jauh, ribuan kilometer jalan raya lintas Sumatera, baik lintas timur maupun lintas tengah, diramaikan oleh ribuan bus yang dikelola oleh ratusan perusahaan otobus. ALS dari Sumatera Utara dengan armada sekitar 400 unit merupakan raja jalanan di jalur lintas Sumatera.
Sebagai perusahaan otobus tertua dan terkemuka di Indonesia, ALS sudah dikenal oleh banyak kalangan. Tak jarang ada orang yang mengekspresikan perasaan mereka dengan tema bus ini, atau mengambil latar belakang dari bus ini.
Salah satu personil trio dari Tapanuli Utara bernama Bonardo Trio pernah memopulerkan sebuah lagu dengan judul Di Loket Ni ALS (di Loket ALS). Tak hanya itu, seniman asal Mandailing Natal Maryati boru Lubis juga pernah membawakan lagu yang bertemakan bus ALS.
Naik sebagai penumpang, turun sebagai saudara. Ungkapan tersebut sangat familiar di kalangan pecinta dan pelanggan setia ALS. Jarak tempuh yang jauh dan waktu tempuh yang tidak sebentar membuat kru harus membersamai penumpang setiap saat. Dari sinilah banyak para penumpang yang mengenali para kru Bus ALS, bahkan menjadi langganan dan kenal dekat seperti saudara sendiri.
Reporter: Saparuddin Siregar