Medan, StartNews – Sayuran lobak dengan warna khas putih ini memang kurang populer dibanding jenis sayuran lainnya. Meski demikian, potensi ekspor si putih ini telah memberikan warna baru terhadap program pemerintah dalam gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Gratieks ini meliputi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dengan menciptakan hadirnya eksportir baru terhadap produk baru maupun negara tujuan baru. Program ini didukung penuh oleh unit pelayanan teknis (UPT) Karantina Pertanian Belawan.
Pada Senin (27/6/2022) lalu, misalnya, pejabat Karantina Pertanian Belawan melakukan pendampingan ekspor terhadap lobak dalam bentuk asinan. Produk ini diproduksi oleh PT STF yang berlokasi di Kecamatan Humbang Hasundutan.
Sebelum diekspor ke Korea Selatan, lobak yang diperoleh dari petani setempat ini dilakukan proses pencucian dan pengasinan sesuai dengan permintaan negara tujuan. Kemudian dikemas dalam kemasan plastik putih. Selanjutnya diberikan penyangga palet kayu yang telah di-marking dengan jumlah 20 ton siap dikirim menggunakan kontainer river dengan suhu 10°C.
Di tempat terpisah, Kepala Karantina Pertanian Belawan Andi Yusmanto mengatakan melalui informasi dan pendampingan ekspor ini, tentunya akan memberikan semangat baru kepada para eksportir untuk terus berinisiasi dan tetap berkolaborasi dengan para petani.
Hal itu demi tercapainya peningkatan pendapatan para petani maupun peningkatan devisa negara melalui ekspor produk pertanian di Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
“Lobak dengan nama latin Raphanus raphanistrum var.sativus ini, selain memiliki potensi untuk diperdagangkan di pasar ekspor maupun pasar lokal, lobak juga memiliki aneka ragam nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh,” tutur Andi.
Reporter: Rls