Kotanopan, StartNews – Biasanya petani mengandalkan irigasi untuk mengairi sawahnya. Lain halnya dengan para petani di Desa Hutarimbaru SM, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Lantaran tidak ada irigasi, selama puluhan tahun para petani di wilayah ini hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah mereka.
Areal sawah tadah hujan ini berada di wilayah Payaombur, Desa Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan. Luas lahannya mencapai 22 hektare yang digarap 56 kepala keluarga. Dulu, sawah ini diairi irigasi. Namun, debit air Sungai Batang Gadis makin mengecil dan banyak saluran irigasi yang rusak. Air tidak bisa lagi mengairi sawah. Agar lahan tetap berfungsi, para petani tetap menanam padi dengan mengandalkan air hujan.
Sudah menjadi kebiasaan warga desa setiap mau menanam padi melaksanakan tanam nazar. Harapannya, hasil panen yang diperoleh bagus. Untuk musim panen tahun ini, hasil panen yang diperolehpun cukup baik. Para petani langsung membayar nazar dan syukuran dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran, doa, dan salat berjamaah di sekitar areal sawah.
Uniknya, warga juga sudah mempersiapkan berbagai masakan untuk dimakan bersama di areal persawahan. Mulai dari nasi, lauk pauk, lemang, dan jenis makanan lainnya. Seluruh warga desa diundang untuk menghadiri acara tersebut. Bayar nazar dan syukuran ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan warga usai panen.
Seperti Minggu (21/7) kemarin, ratusan warga Hutarimbaru hadir dalam acara bayar nazar dan syukuran. Mulai dari pemerintahan desa, BPD, tokoh masyarakat, alim ulama, kaum ibu, naposo nauli bulung, dan warga lainnya. Kegiatan diawali dengan salat zuhur berjamaah, membaca tahlil, tahtim, dan doa bersama. Dilanjutkan makan bersama dengan menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan.
Toha Nasution, perwakilan petani kawasan Payaombur, mengatakan kegiatan bayar nazar dan syukuran itu merupakan tradisi setiap usai panen. Tujuannya, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dengan hasil panen yang cukup baik pada musim ini.
“Semoga hasil panen tetap baik pada musim panen yang akan datang. Terima kasih ya… Allah atas nikmat dan rezeki yang Kau berikan. Walaupun sawah hujan, namun hasilnya tetap baik,” ujar M. Toha.
Kepala Desa Hutarimbaru SM Pahrisal Lubis mengatakan acara syukuran dan bayar nazar itu sudah menjadi rutinitas warga setiap panen. Terkait hasil panen padi di wilayah Paya Ombur, kata dia, memang tidak selamanya bagus, mengingat air untuk tanaman padi hanya mengandalkan air hujan. Walau begitu, keberadaan sawah ini cukup membantu warga.
“Bayangkan saja, ada 56 KK yang menggarap lahan di sini. Inikan cukup membantu. Jadi, walaupun irigasinya tidak ada, warga tetap berupaya mengelolanya menjadi areal persawahan. Jadi, kita minta para petani tetap menjaga kebersamaan, kekompakan, dan berdoa kepada Allah agar hasil panen selanjutnya bertambah,” ujarnya.
Reporter: Lokot Husda Lubis