Nagajuang, StartNews – Sungguh malang nasib para petani di Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Pasalnya, hampir 100 hektare luas sawah petani kekeringan akibat irigasi Batang Gadis Sekunder Kiri tidak pernah mengalirkan air ke lahan persawahan warga.
Lahan pertanian yang mengalami kekeringan itu mayoritas berada di Desa Tarutung Panjang dan Desa Tambiski Nauli. Para petani di dua desa ini berharap pemerintah segera memperbaiki irigasi Batang Gadis Sekunder Kiri agar air dapat mengalir ke sawah mereka.
“Irigasi Batang Gadis ini tidak terawat dan tidak kunjung ada airnya dari hulu. Sawah kami jadi kekeringan,” kata Riswan Hasibuan, petani setempat.
Kondisi saat ini, menurut dia, lebih dari 100 hektare areal sawah mengalami kekeringan. Sementara padi yang ditanam petani baru berusia sebulan. Itu sebabnya, para petani khawatir padi yang mereka tanam akan gagal panen jika terus-terusan kekurangan air.
Di wilayah Kecamatan Nagajuang, kata Riswan, petani tidak pernah melakukan tanam serentak lantaran pasokan air ke sawah mereka tidak stabil. Selama ini para petani di Nagajuang hanya mengandalkan air hujan untuk membasahi sawah mereka.
“Kami tidak pernah tanam serentak disebabkan kendala air. Petugas PPL (Penyluh Pertanian Lapangan) juga mengatakan tidak dapat dilaksanakan tanam serentak,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, para petani di Nagajuang meminta pemerintah, khususnya instansi berwewenang, segera memperbaiki irigasi Batang Gadis Sekunder Kiri agar pasokan air ke sawah warga dapat mengalir stabil.
“Katanya saat ini Presiden Prabowo lagi gencar memperhatikan masalah ketahanan pangan. Kalau irigasi pertanian dibiarkan rusak bertahun-tahun, berarti nggak mendukung program Presiden terkait ketahanan pangan nasional,” tuturnya.
Reporter: Sir
Berita ini juga ditayangkan di: https://startfmmadina.com/irigasi-tak-mengalir-petani-di-nagajuang-menangis-lihat-sawahnya-kekeringan/