Panyabungan, StartNews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal (Madina) menyebut para korban yang diduga keracunan gas di tiga desa sekitar wilayah kerja PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.
“Mayoritas korban sudah dizinkan pulang oleh rumah sakit ke rumah masing-masing. Meskipun begitu, masih ada beberapa orang lagi yang masih dirawat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina Mukhsin Nasution, Jumat (23/2/2024).
Dia menyampaikan akibat insiden yang terjadi pada Kamis (22/2/2024) sekitar pukul 19.15 WIB itu, sempat membuat 108 orang warga dari Desa Sibanggor Julu, Desa Sibanggor Tonga, dan Desa Sibanggor Jae terpaksa mendapatkan perawatan di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina serta klinik bidan di Desa Huta Tinggi.
Bahkan dalam kejadian itu, sempat membuat 300 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke desa-desa tetangga.
“Berdasarkan data per hari ini pukul 15.32 WIB, korban keracunan berjumlah 108 orang. Dengan rincian, 47 orang dirawat di RSUD Panyabungan, 59 orang di Rumah Sakit Permata Madina dan di klinik bidan Irma Desa Huta Tinggi dua orang,” ujarnya.
Korban terdiri dari bayi, anak-anak, ibu hamil, dan orang dewasa.
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi sementara penyebabnya diduga akibat keracunan gas di lokasi pembukaan sumur milik PT SMGP. “Warga mengalami muntah-muntah, mual-mual, pusing dan bahkan ada yang pingsan pada saat pembukaan itu,” ungkap Mukhsin.
Mengingat banyaknya korban, BPBD Madina sempat mendirikan dua tenda darurat di RSUD Panyabungan. Selain itu, pemerintah daerah juga membuka posko kesehatan di Desa Sibanggor Julu, Sibanggor Tonga, dan Desa Sibanggor Jae.
Reporter: Antara