Panyabungan, StartNews – Berada di lereng bukit Tor Sihite, Aek Batu Bontar boleh dibilang salah satu ‘surga tersembunyi’ di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Jika digarap secara maksimal, destinasi wisata alam ini bisa jadi magnet yang mampu mengisap kunjungan wisatawan domestik.
Secara georafis, Aek Batu Bontar berlokasi di Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Madina, Sumatera Utara. Objek wisata ini merupakan mata air yang mengalir di atas batu kapur (batu bontar dalam bahasa Mandailing) dan bersusun layaknya anak tangga yang memiliki panjang lebih kurang satu kilometer.
Para pemuda yang tergabung dalam Persatuan Naposo Nauli Bulung (PNNB) dan tokoh masyarakat Kelurahan Gunung Baringin, Kecamatan Panyabungan Timur, menyulap lokasi yang tadinya hutan ini menjadi destinasi wisata alam yang asri.
Jalan menuju wisata Aek Batu Bontar membutuhkan waktu 30 menit dari pusat Kota Panyabungan, Madina. Belakangan destinasi wisata baru ini mulai ramai dikunjungi para wisatawan, baik warga sekitar maupun dari luar daerah.
“Kita bisa mandi-mandi di sini. Saya sekeluarga sangat senang dapat berkunjung ke tempat wisata ini. Selain asri, tempatnya nyaman buat keluarga. Harga makanannya pun sangat murah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak,” kata Yolanda, mahasiswi asal Kota Jambi yang dijumpai di lokasi wisata Aek Batu Bontar, seperti dilansir sindonews.com, belum lama ini.
Di lokasi ini, para pengunjung bakal disuguhi air pegunungan yang jernih. Asrinya hutan serta air terjun kerap membuat siapapun yang berwisata di sini merasa terbuai. Selain itu, kerap terdengar pula nyanyian burung yang akan membawa wisatawan seperti masuk ke dalam indahnya alam.
Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki.
“Sesampainya di Kelurahan Gunung Baringin, para pemudanya akan langsung menuntun kita ke lokasi. Orang-orangnya baik. Jika tidak memiliki kendaraan bermotor, kita bisa diantar oleh mereka dengan ongkos Rp 5.000 per orang” tutur Yolanda.
Objek wisata Aek Batu Bontar dihadirkan atas inisiatif PNNB Gunung Baringin dan para tokoh masyarakat yang prihatin terhadap kondisi ekonomi masyarakat setempat.
“Sebelumnya Aek Batu Bontar merupakan hutan dan tidak diketahui banyak orang. Alhamdulillah setelah kita kerja sama untuk membenahinya, tempat ini jadi lumayan ramai dikunjungi. Air di sini bukan aliran sungai. Aliran air ini adalah air mata yang keluar dari batu besar di atas bukit, sehingga kalaupun hujan deras, airnya tidak pernah keruh,” beber Ustad H. Sahminan Rangkuti, Ketua Umum PNNB Kelurahan Gunung Baringin.
Dia menyebutkan, para pemuda juga sudah berencana menjadikan Aek Batu Bontar sebagai salah satu destinasi wisata bagi masyarakat Madina maupun para wisatawan yang berkunjung.
Sumber: sindonews.com