Kotanopan, StartNews – Harimau kembali menerkam sapi milik Dedi Siregar di lahan perkebunan Sitaultaul, Desa Singengu Jae, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Beruntung sapi yang diterkam binatang buas itu tidak mati, tetapi kondisinya sudah lemas karena luka-luka. Sapi itu tidak bisa berdiri dan terpisah dari kawanannya.
Bekas gigitan dan cakaran harimau terlihat di bagian paha kiri sapi. Lukanya berlobang dan terus mengeluarkan darah. Beberapa kali sapi yang masih anakan ini berusaha berdiri, tetapi gagal.
Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kuat dugaan harimau menerkam sapi tersebut terjadi pada Rabu (24/7/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Sebab, malam itu kawanan sapu berlarian dari arah tempat hewan ternak itu biasa diikat. Lembu itu berlarian ke areal pemukiman di sekitar desa. Padahal, jarak dari pemukiman warga dengan kandang sapi ini sekitar 400 meter.
Pada Kamis (25/7/2024) sekitar pukul 09.00 WIB, seperti biasanya Fahri l, penjaga lembu, datang untuk melihat hewan peliharaannya. Namun, dia terkejut melihat anak sapi sudah tergolek dengan bekas gigitan dan cakaran di bagian paha. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dia langsung melihat kawanan sapi lainnya yang diikat di bawah pondok tak jauh dari tempat itu.
Beruntung delapan ekor sapinya masih ada. Namun, tali sepanjang satu meter yang mengikat setiap sapi sudah putus.
Tidak lama kemudian, dia memberitahukan kejadian itu kepada kepala desa dan diteruskan ke Forkopimcam Kotanopan, Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), dan BKSDA PadangSidempuan. Tidak berselang lama, kepala desa, unsur Forkopimcam Kotanopan, dan Balai TNBG mendatangi lokasi. Sedangkan sapi yang terluka dievakuasi ke tempat yang aman.
Kepala Desa Singengu Jae Erwin Efendi membenarkan kejadian itu. Dia berharap para pihak terkait, terutama Balai TNBG dan BKSDA, segera mencari solusi agar konflik harimau dengan manusia dapat diatasi.
Sebab, kata dia, keberadaan harimau ini sudah meresahkan. Warga ketakutan beraktivitas di hutan sekitar desa. Dia juga meminta warga lebih waspada dan hati-hati.
Sementara Camat Kotanopan Agus Salim mengatakan pihaknya belum bisa memastikan seratus persen sapi tersebut luka akibat diterkam harimau. Namun, menurut keterangan warga, kuat dugaan sapi itu ditetkam harimau.
Agus menambahkan, kejadian seperti itu sudah sering terjadi. Sebelumnya, di wilayah ini dan beberapa desa di Kotanopan sudah sering ditemukan jejak harimau. Bahkan, pekan lalu warga Desa Sayurnaincat melihat langsung harimau di lahan perkebunan. Begitu juga di Desa Muara Siambak, warga juga melihat harimau pada bulan lalu.
“Dari beberapa kejadian tersebut, harimau sudah mendekati pemukiman masyarakat, “ katanya.
Dia berharap instansi terkait mengedukasi masyarakat mengenai penyebab kondisi ini terjadi. Misalnya, wilayah Sitaultaul sudah masuk kawasan Area Penggunaan Lain ( APL). Sebab, jarak wilayah ini ke hutan lindung sekitar 1,8 kilometer.
“Yang jadi pertanyaan, kenapa harimau itu mendekati kebun atau ladang yang digarap warga. Ini kan perlu penjelasan kepada masyarakat,” ujarnya
Dia berharap pihak TNBG dan BKSDA duduk bersama untuk mencarikan solusi. Misalnya, apa yang perlu dilakukan apabila ada konflik dengan harimau.
“Jangan sampai ada korban jiwa. Saat ini warga resah dan takut ke hutan. Jadi, perlu ada penjelasan ke masyarakat kenapa ini bisa terjadi,” katanya.
Reporter: Lokot Husda Lubis