Panyabungan, StartNews – Dedi Saputra Tinambunan menyanggah kebenaran sebagian penjelasan pimpinan STAIN Mandailing Natal (Madina) terkait alasan pencabutan Kartu Indonesia Pintar (KIP) miliknya yang dialihkan ke mahasiswa lain atas nama Abdul Majid Rangkuti.
“Saya menilai bahwa penjelasan Ibu Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAIN Madina Irma Suryani Siregar tidak mengena tentang kenapa KIP saya dicabut. Terlihat kekeliruan data yang disampaikan 3 membuktikan ketidak-pahaman beliau tentang apa yang menjadi persoalan,” kata Dedi melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (3/4/2024).
Dedi menjelaskan, petunjuk teknis KIP dari Dirjen Pendis saat ini diatur pada nomor 6549, bukan 6548 seperti yang disampaikan pada pemberitaan. “Begitu juga data lainnya sangat jauh dari regulasi,” katanya.
Dedi mengungkapkan, ada dua poin dalam penjelasan Wakil Ketua perlu diklarifikasi dengan data yang akurat.
Pertama, tentang keterlambatan. Dedi mengaku tidak terlambat mengumpulkan laporan KIP ke Prodi masing-masing, karena Wakil Ketua 3 mengumumkan pengumpulannya pada tanggal 23 Januari 2024. Saat bersamaan pengumuman dari Prodi menyatakan pengumpulan laporan KIP tanggal 22 Januari 2024.
BACA JUGA:
- Ini Penjelasan Pimpinan STAIN Madina Terkait Pencabutan KIP Mahasiswa Dedi Tinambunan
- Merasa Dizalimi, Mahasiswa STAIN Madina Protes Pecabutan KIP Miliknya Tanpa Alasan
“Saya mengumpulkan laporan mengikuti jadwal yang disampaikan Ibu Wakil Ketua 3. Kita bisa bersama-sama melihat tanggal berapa sebenarnya laporan saya masuk ke Prodi. Bisa saya pastikan bahwa saya tidak satu-satunya orang yang terlambat mengumpulkan pada tanggal tersebut, tapi KIP mereka juga dicairkan,” katanya.
Kedua, Dedi membantah tudingan sering tidak mengikuti kegiatan akademik. “Sungguh saya tidak terima dan itu fitnah kepada saya,” katanya.
Dedi menjelaskan, pada 14 Juni 2023, dia mengikuti kegiatan Anak KIP Berbagi di Panti Asuhan Siti Aisyah. Saat itu, dia tampil sebagai penceramah dan dihadiri oleh Sekretaris Prodi PAI.
Kamis, 7 September 2023, Dedi mengikuti ‘seminar motivasi bagi mahasiswa penerima KIP. Dia aktif bertanya kepada pemateri.
Rabu, 27 September 2023, Dedi mengaku mengikuti seminar APBN dalam pertumbuhan ekonomi daerah. “Saya salah satu penanya pertama dan mendapatkan hadiah langsung dari pemateri,” katanya.
Sabtu, 23 Desember 2023, Dedi mengiktui workshop ilmiah ‘Kenali Chat GPT, Taklukkan Proposal Skripsi’. “Saya memimpin doa awal acara dihadiri langsung oleh Sekretaris Prodi PAI,” ujarnya.
Di luar kegiatan KIP, Dedi juga mengukur banyak prestasi. Dia meraih juara 1 lomba video kreatif Hari Santri se-Kabupaten Madina.
Dia meraih juara 1 lomba debat bergilir antar 20 Prodi STAIN Madina pada 22 November 2023. Dia mengikuti kegiatan PKM di Jambi walaupun kalah. Setiap bulan Ramadan, Dedi menjadi penceramah pada kegiatan pesantren kilat di SMK Mitra.
“Kalau dilihat dari semester 1 sampai semester 8, banyak sertifikat yang saya dapatkan. Bisa saya buktikan dan tunjukkan secara nyata. Artinya saya adalah mahasiswa yang aktif,” katanya.
Dedi menilai pencabutan KIP atas nama dirinya tidak sesuai regulasi terkait siapa saja yang berhak dicabut KIP-nya.
Dia mengaku sudah meminta klarifikasi kepada Ketua Prodi PAI terkait alasan keterlambatan yang dikatakan apabila sudah dua kali terlambat maka akan dicabut KIP-nya. “Saya merasa dizalimi, karena tidak ada alasan yang kuat,” katanya.
Reporter: Sir