Panyabungan, StartNews – PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) membantah adanya kebocoran gas H2S (hydrogen sulfida) yang menyebabkan puluhan warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) keracunan.
Corporate Communication PT SMGP Nina Gultom melalui siaran persnya memastikan tidak terjadi kebocoran gas H2S saat uji pembukaan sumur di Weel Pad AAE-05 di proyek panas bumi Sorik Marapi. Menurut dia, kegiatan uji sumur itu mengikuti prosedur standar operasional SMGP yang dirancang untuk memastikan kesehatan dan keselamatan masyarakat dan pekerja SMGP.
“Sebelum memulai pengujian sumur, SMGP melakukan sosialisasi dengan masyarakat setempat menggunakan pengeras suara untuk mengumumkan rencana pengujian sumur untuk memastikan semua orang di area tersebut mengetahui akan diadakan kegiatan uji sumur,” katanya.
Usai sosialisasi, SMGP mengevakuasi seluruh personel dan patroli dengan radius 300 meter sekaligus memantau perimeter dengan drone untuk memastikan kesehatan dan keselamatan semua orang. Selama kegiatan uji sumur, SMGP memantau arah angin dan tingkat gas yang berasal dari sumur melalui gas detektor multi-gas. Gas yang mengalir dari sumur tidak terdeteksi dengan 0 ppm dan selalu dalam batas paparan yang diizinkan sesuai standar internasional saat melalui sistem abatement (pada sistem ini terdapat 100 liter NaOH yang merupakan teknologi pelarutan H2S) untuk mengurangi paparan gas H2S.
Dia menjelaskan, hasil itu konsisten dengan uji sumur AAE-02 dan AAE-03 yang sebelumnya berhasil diuji oleh SMGP di well pad yang sama. Berdasarkan wind sock di Pad AAE, saat pengujian diakukan, angin bertiup ke arah timur dan timur laut seperti yang terlihat pada website www.ksorka.com (dengan video menunjukkan wind sock berkibar).
Sedangkan Desa Sibanggor Julu berada pada elevasi 26 meter dan jarak 397 meter arah selatan dari kegiatan pengujian sumur SMGP. “Selama kegiatan uji sumur, tidak ada alarm gas SMGP yang berbunyi,” katanya.
Berdasarkan langkah-langkah keamanan dan pemantauan yang diambil, menurut dia, lokasi geografis Desa Sibanggor Julu dan fakta bahwa gas H2S lebih berat daripada udara, tidak ada indikasi atau bukti yang mendukung klaim paparan gas H2S dari sumur AAE-05 seperti yang telah dilaporkan.
“SMGP berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan kepada masyarakat, termasuk memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakat setempat, serta berpartisipasi dalam penyelidikan dengan pihak berwenang tentang penyebab sebenarnya dari insiden tersebut,” paparnya.
Dia mengatakan SMGP telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan pekerja, serta mengamankan operasi dan asetnya. Saat ini, operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi berjalan normal seperti yang telah disarankan oleh Direktorat Jenderal EBTKE.
Reporter: Rls