Padang, StartNews – Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, mengajak seluruh masyarakat agar ikut dalam Simulasi Gempa dan Tsunami Kota Padang 2025 yang akan diadakan seceara serentak di delapan kecamatan rawan pada 5 November 2025.
Delapan kecamatan rawan itu adalah Koto Tangah, Padang Barat, Padang Timur, Bungus Teluk Kabung, Nanggalo, Padang Selatan, Padang Utara, dan Lubuk Begalung.
Kegiatan itu bukan sekadar latihan, tetapi langkah nyata untuk meningkatkan kesiapsiagaan, kecepatan respons, dan pemahaman alur evakuasi saat bencana terjadi.
Diperkirakan sekitar 200 ribu warga akan ikut dalam Latihan (drill) Tsunami Tingkat Kota Padang yang melibatkan sebagian besar penduduk, terutama yang berdiam di area rawan tsunami.
Sebagai persiapan awal sebelum pelaksanaan Drill Tsunami tersebut, Pemko menggelar Seminar Latihan Kesiapsiagaan di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang pada Kamis (16/10/2025) lalu.
Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir menyatakan kegiatan itu penting dan strategis mengingat posisi geografis Kota Padang yang termasuk wilayah rawan bencana, khususnya gempa bumi yang berpotensi memicu tsunami.
“Kota Padang berada di wilayah yang selalu diintai oleh potensi gempa bumi. Oleh karena itu, Kota Padang menjadi perhatian, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global. Secara nasional, Kota Padang direncanakan sebagai lokasi pembangunan Balai Wilayah Logistik Kebencanaan untuk kawasan Pulau Sumatera,” katanya, dirilis jawapos.com.
Maigus Nasir menekankan ancaman gempa besar yang bersumber dari megathrust Mentawai perlu diantisipasi secara serius, karena kekuatannya diperkirakan bisa mencapai lebih dari 8 skala magnitudo jika terjadi. Untuk itu, kesiapsiagaan seluruh komponen masyarakat menjadi suatu keharusan.
“Kami berharap seminar ini dapat meningkatkan kesiapan semua pihak dalam menghadapi bencana secara teknis. Lebih baik kita siap meskipun bencana tidak datang, daripada bencana terjadi namun kita tidak siap,” tegasnya.
Lebih lanjut, Maigus Nasir menginformasikan Pemko Padang akan terus membenahi infrastruktur kebencanaan, serta memperbarui sistem sirine dan teknologi peringatan dini. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar sektor dan penguatan aspek spiritual masyarakat.
“Selain langkah antisipasi teknis, Pemko Padang juga sedang menjalankan program Smart Surau bagi generasi muda dan jemaah. Melalui program ini, rumah ibadah akan difungsikan sebagai pusat pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam konteks menghadapi bencana,” tambahnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Hendri Zulviton menjelaskan pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait Drill Tsunami di 8 kecamatan dan 55 kelurahan yang berada di zona merah tsunami. Berdasarkan pemetaan risiko, sekitar 60 hingga 70 persen wilayah Kota Padang termasuk dalam zona rawan bencana.
“Setelah seminar ini, BPBD akan mengadakan Workshop pada tanggal 21–22 Oktober, dilanjutkan dengan Drill Tsunami pada 5 November mendatang. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi misi ke-6 Pemko Padang, yaitu memperkuat jaringan ketahanan bencana, sekaligus mendukung program unggulan Padang Sigap,” ungkap Hendri Zulviton.
Reporter: Romi Hidayat





Discussion about this post