Sibanggor, StartNews – Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan keripik renyah nan lezat bagi para penggemar makanan ringan dan sehat. Produk berbahan dasar kacang tanah ini diberi nama Keripix Sambilan. Harapannya, keripik ini menjadi cemilan yang dapat dinikmati sambil melakukan beragam kegiatan.
Produk olahan ini diciptakan saat para mahasiswa IPB tersebut melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan KKN-T tersebut dilaksanakan sejak 1 Juli 2021 hingga 7 Agustus 2021 dengan tim yang beranggotakan 10 orang mahasiswa dan diketuai oleh Afreza Tamimi Hasibuan.
Pembuatan Keripix Sambilan ini terbilang mudah dan dapat dicoba oleh beragam kalangan, karena berbahan dasar kacang tanah yang notabene mudah dan murah untuk diperoleh.
Dengan tambahan beragam bahan pendukung lainnya, para mahasiswa IPB ini berhasil mengolahnya menjadi jajanan lezat dengan banyak varian rasa seperti rasa balado, jagung manis, jagung bakar, berbeque, keju, coklat dan original.
Setelah berhasil menguji kualitas dan kelayakan produknya, para mahasiswa IPB tersebut siap memasarkan Keripix Sambilan di pasaran.
Jumat (30/7/2021) silam, mahasiswa IPB me-launching produk Keripix Sambilan di hadapan masyarakat di aula madrasah Desa Sibanggor Jae. Acara launching ini dihadiri perwakilan camat setempat, pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta pemuda-pemudi setempat.
Selain menjadi cemilan yang dapat dinikmati sambil melakukan beragam kegiatan, Afreza Tamimi mengatakan produk tersebut dinamakan Keripix Sambilan juga tak lepas dari budaya tempat mereka melaksanakan kegiatan KKN-T.
“Jadi, filosofinya seperti itu. Kabupaten Mandailing Natal ini memiliki kearifan lokal dan budaya tersendiri yang erat hubungannya dengan angka sembilan, salah satunya adalah alat musik tradisonal yaitu Gordang Sambilan,” kata Afreza kepada StartNews, Rabu (4/8/2021).
Sebelum melaksanakan kegiatan KKN-T di Desa Sibanggor Jae, para mahasiswa IPB tersebut melakukan riset terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pemerintahan desa serta bersosialisasi dengan masyarakat guna mengetahui potensi-potensi yang dapat digali serta dikembangkan di Desa Sibanggor Jae.
“Desa Sibaggor Jae dipilih sebagai tempat KKN-T, karena desa tersebut memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian dan ekowisata. Selain itu, nilai-nilai sosial budaya yang tinggi serta cukup baik kualitas SDM yang ada di desa tersebut juga ikut mendorong para mahasiswa IPB melaksanakan kegiatan KKN-T di Desa Sibanggor Jae,” paparnya.
Rencananya, mereka menargetkan produksi Keripix Sambilan tersebut memeroleh sertifikasi halal dan lolos uji standarisasi PIRT.
Afreza menyebutkan, produk Keripik Sambilan bisa dipasarkan mulai dari kedai kedai kopi, gerai, minimarket, pasar tradisional, bahkan pasar digital agar bisa tembus ke lingkup nasional.
“Selain itu, penciptaan produk ini juga diharapkan bisa memancing munculnya inovasi-inovasi baru lainnya, baik dari kami mahasiswa IPB dan masyarakat desa,” ucapanya.
Para mahasiswa IPB juga berharap launching Keripix Sambilan di hadapan masyarakat, maka produk tersebut dapat diproduksi lebih lanjut oleh UMKM desa dan BUMDes Sibanggor Jae, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
“Kami berharap Desa Sibanggor Jae dapat menjadi desa agro-eco-edutourism dan desa agropreneur yang terkenal di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia,” pungkasnya.
Reporter: Hasmar Lubis