Panyabungan, StartNews – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mandailing Natal (Madina) menggelar rapat guna membahas laporan hasil tim investigasi terhadap dugaan paparan gas beracun dari sumur milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang terjadi beberapa waktu lalu di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Madina.
Rapat yang berlangsung pada Jumat (13/5/2022) itu dipimpin Bupati HM Jafar Sukhairi Nasution dan dihadiri Wabub Atika Azmi Utammi, unsur Forkopimda, Sekda Gozali Pulungan, Wakil Kepala Teknik Panas Bumu PT SMGP Ali Said, para kepala OPD, Kepala Desa Sibanggor Julu Awaluddin, dan perwakilan masyarakat Sibanggor Julu.
Dalam kesempatan itu, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi menyampaikan peranan Pemkab Madina sangat sedikit dalam setiap permasalahan yang terjadi di perusahaan PT SMGP.
“Peranan daerah sangat sedikit di PT SMGP ini. Hanya saat ada masalah baru dilibatkan. Kalau untuk hal lain, kita jarang dikasih tahu. Padahal, banyak yang harus diketahui demi kepentingan masyarakat dan daerah. Memang tidak dipungkiri bahwa ini program nasional demi kebutuhan energi,” tutur Sukhairi.
Selain itu, Sukhairi menyatakan Pemkab Madina telah menyurati Kementerian ESDM untuk meninjau, mengkaji, dan menginvestigasi peristiwa yang terjadi pada 6 Maret 2022.
“Sebelum keluar hasil investasi pada kejadian tersebut tanggal 24 April, terjadi lagi insiden kebocoran gas yang mengakibatkan puluhan orang dilarikan kerumah sakit,” papar kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Sementara Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis meminta PT SMGP berbenah dan meningkatkan koordinasi dengan seluruh stakeholder yang berhubungan dengan perusahaan yang tingkatannya ada di daerah.
“Kejadian terakhir saya tidak bisa memastikan itu H2S, karena belum ada hasil keputusan sampai saat ini. Namun, perusahaan tidak punya hak menyampaikan itu bukan terpapar gas. Ini bisa saja membuat masyarakat trauma akibat kejadian terulang,” katanya.
Ketua Partai Gerindra Madina ini menyebutkan yang paling penting PT SMGP harus bisa meminimalisasi situasi agar tidak minimbulkan risiko.
“Seandainya ada terjadi permasalahan dan tidak ada kelompok yang memanfaatkan. Ini setiap terjadi permasalahan yang memafaatkan bukan orang sekitar, tapi masyarakat yang ada di luar,” katanya.
Erwin berharap kejadian sebelumnya tidak terjadi lagi pada masa masa yang akan datang.
Reporter: Fadli Mustafid