Belawan, StartNews – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan untuk kali pertama memfasilitasi ekspor pakan ternak yang terbuat dari bahan limbah jagung sebanyak 190,4 ton tujuan Korea Selatan (Korsel). Pakan ternak senilai Rp 559 juta ini dikirim eksportir PT Sumatra Harapan Niaga.
“Sebelum diberangkatkan ke Korea Selatan, telah dilakukan serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan aman dan sehat sampai di negara tujuan,”kata Kepala Karantina Pertanian Belawan Andi Yusmanto dalam keterangan persnya, Minggu (5/6/2022).
Menurut Andi, pakan ternak asal subsektor peternakan yang diekspor tersebut merupakan komoditas baru, karena bahannya terbuat dari limbah jagung dalam bentuk pellet (Corn Mixed Fiber Pellet), sehingga beda bahan pembuatannya dengan pakan ternak yang sudah pernah diekspor sebelumnya.
Andi mengatakan pakan ternak bahan limbah jagung yang memiliki pasar ekspor harus didorong supaya mampu bersaing di pasar ekspor. Untuk itu, perlu berbasis pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.
“Dengan adanya pabrik pengolahan limbah jagung menjadi pakan ternak, akan menambah semangat baru bagi petani. Sebab, limbah jagung tidak terbuang begitu saja, bahkan dapat diekspor dan bernilai ekonomis tinggi,” tutur Andi.
Andi menjelaskan, pihaknya selama ini melakukan pendampingan kepada pelaku usaha dengan melakukan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas dengan entitas terkait serta memberikan percepatan layanan karantina guna meningkatkan nilai daya saing komoditas ekspor.
Hilirisasi Asal Produk Pertanian
Di tempat terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bambang mengapresiasi ekportir pakan ternak bahan limbah jagung dan petani jagung di Sumut yang turut mendukung Gerakan Tiga Kali (Gratieks). Gerakan yang merupakan gagasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ini tercatat mampu mendorong ekspor komoditas pertanian meningkat.
“Kami akan terus memacu ekspor pertanian agar dapat memberikan nilai lebih bagi petani jagung dengan melakukan pendampingan teknis supaya limbah jagung dapat diolah sehingga berdaya saing ekspor,” jelas Bambang.
Bambang juga menyebutkan, Kementan menaruh perhatian khusus untuk hilirisasi industri produk pertanian. Selain deregulasi aturan untuk mendorong iklim investasj yang dilakukan pemerintah, penyaluran pembiayaan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus digencarkan.
“Dengan memanfaatkan fasilitas ini, produk lokal Sumut seperti pakan ternak bahan limbah jagung yang memiliki pasar ekspor akan memberi nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” tutur Bambang.
Reporter: Rls