Jakarta, StartNews – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengomentari film horor bertajuk Kiblat yang dibintangi YouTuber Ria Ricis dan kini menuai kontroversi.
Menurut Cholil Nafis, selama ini dunia hiburan kerap menggunakan materi yang kontroversial dan sensitif untuk mempromosikan sesuatu agar banyak penonton.
“Acapkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton. Tapi, kalau menyinggung agama biasanya malah tak boleh ditonton,” tulis Cholil lewat akun Instagramnya, @cholilnafis.
Dia menilai pemanfaatan agama untuk meraup keuntungan tak bisa dibiarkan. “Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan, harus dilawan,” katanya.
Lebih lanjut, Cholil mengomentari secara spesifik poster film Kiblat yang menampilkan gerakan rukuk dalam salat oleh karakter dengan wajah yang menyeramkan. Cholil mempertanyakan mengapa menggunakan gambar seram untuk mendeskripsikan kiblat.
“Saya tak tahu isi filmnya, maka belum bisa komentar. Tapi, gambarnya seram, kok judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya Ka’bah, arah menghadapnya orang-orang salat. Kalau ini benar, sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama, maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” beber Cholil.
Sementara Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia Ervan Ismail mengungkapkan, film Kiblat belum masuk sensor. Namun, untuk materi iklan film tersebut sudah diterbitkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).
“Film Kiblat belum masuk sensor LSF. Untuk iklannya sudah ada STLS sebagai iklan film, poster film tepatnya,” ungkap Ervan.
Meski demikian, di tengah kontroversi mengenai Kiblat, poster film tersebut saat ini ditarik dari peredaran oleh LSF. Menurut Ervan, penarikan poster film merupakan kewenangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek).
Reporter: Rls