Natal, StartNews – Warga yang terdampak banjir di sejumlah desa di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mulai terancam sakit serta kekurangan makanan dan air minum. Pasalnya, persediaan logistik obat-obatan dan makanan mereka sudah mulai menipis.
Pasalnya, hingga Minggu (19/12/2021), warga sejumlah desa di Kecamatan Natal belum menerima bantuan apapun dari pemerintah maupun instansi swasta dan organisasi masyarakat. Penyebabnya, akses jalan menuju desa-desa tersebut belum bisa dilalui akibat longsor dan genangan air yang masih tinggi di beberapa titik.
Beberapa desa yang masih terisolasi tersebut, di antaranya Desa Cijantung, Desa Belimbing, Desa Bondakase, dan Desa Patiluban.
Sebab, akses jalan dari pusat kota Natal untuk mengangkut bantuan ke beberapa desa tersebut belum bisa dilalui kendaraan sepeda motor dan mobil, karena genangan air di beberapa titik masih tinggi. Begitu juga akses jalan dari arah pusat kota Simpanggambir menuju desa-desa tersebut belum bisa dilewati.
“Air berangsur surut sejak Minggu (19/12/2021) sekitar pukul 02.00 WIB. Namun, rumah warga yang masih banyak yang terendam di Desa Bondakase, Kampung Sawah, Desa Belimbing, dan beberapa desa lainnya,” kata Peri Eka Putra Nasution, warga Desa Bondakase, Kecamatan Natal, yang dihubungi StartNews, Minggu (19/12/2021) pagi.
Menurut Peri, warga terdampak banjir di sejumlah desa tersebut sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan minum dan makanan pokok (sembako) agar dapat bertahan hidup di tengah situasi banjir.
Khusus air bersih, kata Peri, warga kesulitan mendapatkannya lantaran semua sumur warga terendam banjir sehingga airnya keruh dan tidak layak dikonsumsi. “Kalaupun ada depot air minum, tapi tidak bisa beroperasi karena listrik masih padam,” katanya.
Agar dapat bertahan hidup, warga terdampak banjir di desa-desa itu terpaksa mendirikan dapur umum secara swadaya dengan sistem kekeluargaan. Artinya, warga tiga kepala keluarga (KK) atau lebih berkumpul di rumah kerabat yang tidak terdampak banjir. Mereka memasak makanan di rumah kerabat itu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Persediaan makanan makin menipis. Warga makan dengan lauk seadanya,” tutur Peri.
Begitu juga kondisi kesehatan warga yang mulai terganggu akibat cuaca dingin. Sementara persediaan obat-obatan yang tersedia mulai habis. Tenaga medis yang berada di sejumlah desa tersebut hanya bidan desa, yang juga terdampak banjir.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan, warga dengan sistem kekerabatan swadaya mendirikan dapur umum di rumah warga yang tidak kena banjir. Mereka memasak makanan agar dapat bertahan hidup di tengah situasi banjir.
Terkait kondisi banjir saat ini, Peri melaporkan, genangan air mulai berangsur surut. Warga yang sebelumnya sempat mengungsi, mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan material lumpur dan sampah yang terbawa banjir.
Secara fisik, menurut Peri, belum ada dilaporkan rumah warga yang roboh akibat diterjang banjir. Namun, fasilitas ibadah seperti masjid banyak yang terendam banjir. Sajadah dan buku-buku agama yang ada di dalam masjid terendam banjir.
Begitu juga beberapa SD di Desa Bundakase dan Desa Patiluban. Ruang-ruang kelasnya terendam banjir, sehingga buku-buku dan dokumen lainnya basah semua. Bahkan, buku rapor murid yang disimpan di sekolah-sekolah itu juga basah terendam banjir.
Desa Terdampak Banjir
Berdasarkan data sementara yang dirilis Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Madina, desa-desa yang tertimpa bencana banjir dan longsor di Madina, sebagai berikut:
Kecamatan Natal
Banjir di Desa Patiluban Mudik (±250 rumah terendam), Desa Sikarakara IV (±400 rumah terendam), Desa Bondakase (±250 rumah terendam), Desa Balimbing (±200 rumah terendam), Desa Kampung Sawah (±350 rumah terendam).
Kecamatan Rantobaek
Banjir di Desa Sampuran dan Desa Hutanauli (±187 rumah terendam dan sudah ada posko darurat).
Kecamatan Linggabayu
Banjir di Desa Kampungbaru, Desa Simpang Gambir Pasar, Desa Lancat, Desa Tapus, Desa Perbatasan (lebih kurang 200 KK/150 rumah terendam), Desa Aek Garingging (2 jembatan gantung hanyut), Desa Sikumbu dan Desa Lobung (jalan penghunung desa terancam putus), Desa Rantobi (tanah longsor).
Kecamatan Batangnatal
Longsor di Desa Ranto Sore.
Kecamatan Panyabungan
Banjir di Kelurahan Panyabungan III, Desa Pidoli Dolok (Kampus STAIN Madina), Desa Adianjior, Pidoli Lombang, dan Desa Pagaran Tonga.
Kecamatan Hutabargot
Banjir di Desa Hutabargot Nauli dan Desa Kumpulan Setia.
Kecamatan Sinunukan
Banjir di Desa Bintungan dan Desa Banjar Aur.
Kecamatan Panyabungan Barat
Banjir di Kelurahan Longat dan Desa Batang Gadis Jae.
Kecamatan Panyabungan Timur
Longsor dan banjir di Desa Tobing Tinggi (1 unit rumah rusak berat).
Kecamatan Panyabungan Utara
Banjir di Desa Baringjn Jaya (1 unit masjid terendam).
Kecamatan Nagajuang
Banjir di Desa Tambiski (akses jalan terancam putus) dan Desa Tarutung Panjang (jembatan hampir putus)
Kecamatan Panyabungan Selatan
Longsor di titik Rumah Makan Aek Saroga.
Reporter: Saparuddin Siregar