Kotanopan, StartNews – Asisten II Setdakab Mandailing Natal (Madina) Erman Gafar menghadiri acara panen kopi arabika yang diadakan Kelompok Tani Satahi Desa Soposorik dan Asosiasi Petani Kopi Kotanopan di Desa Soposorik, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Madina, Sumatera Utara, Rabu (28/9/2022).
Acara panen kopi itu juga dihadiri Kadis Pertanian Madina Sihar Nasution, Kadis Pariwisata Madina Ahmad Yasir Lubis, Kepala UPT KPH Wilayah VIII Kotanopan Ahmad Irwan Pulungan, Pembina Asosiasi Petani Kopi Kotanopan Khoiruddin Nasution, Camat Kotanopan Pangeran Hidayat, serta perwakilan dari Bappeda Madina, TNBG, dan unsur Forkopincam Kotanopan.
Dalam kesempatan itu, Abdul Aziz mewakii kepala Desa Soposorik, mengucapkan terima kasih kepada rombongan bupati yang telah berkenan hadir dalam panen kopi arabika ini. Sebab, selama desa ini ada, baru kali ini ada kegiatan panen kopi di desa dan langsung dihadiri rombongan Pemkab Madina.
Abdul Aziz berharap rombongan Pemkab Madina dapat melihat langsung kondisi Desa Soposorik dan akses jalan menuju desa yang perlu mendapat perhatian serius. Selain itu, dia berharap adanya perhatian Pemkab Madina tentang status lahan dan pemukiman yang sampai saat ini belum jelas, karena terbentur masalah hutan lindung dan TNBG.
Sementara Ketua Kelompok Tani Satahi Muhammad Taufiq mengatakan lahan kopi yang akan dipanen ini dikelola Kelompok Tani Satahi Soposorik dengan 25 orang anggota. Sedangkan luas lahan yang digarap 20 hektare lebih. Usia tanaman kopi mulai dari 2 tahun sampai 3 tahun enam bulan. Hasil panen setiap pekannya ada yang mencapai 100 kilogram per anggota kelompok tani.
“Kalau dijual di Pasar Kotanopan dengan harga kopi saat ini Rp 35 ribu per kilogram,” katanya.
Taufiq mengatakan Kelompok Tani Satahi di bawah naungan Asosiasi Petani Kopi Kotanopan. Jumlah kelompok taninya ada tujuh desa yang berdomisili di Rura Aek Singengu, Kecamatan Kotanopan. Setiap kelompok tani diwakili 10 orang untuk bergabung dengan Asosiasi Petani Kopi Kotanopan.
Untuk pengembangan kopi arabika ini, menurut Taufik, perlu bimbingan dan arahan Pemkab Madina agar hasilnya memuaskan, termasuk menjaga kualitas kopi mandailing ini. Selain itu, dia juga meminta Pemkab Madina memperhatikan akses jalan menuju areal perkebunan kelompok tani . Sebab, sampai saat ini jalan masih terbuat dari tanah liat, sehingga sulit dilewati saat membawa hasil panen kopi.
Sedangkan bibit kopi yang akan dipanen, kata Taufik, berasal dari bantuan Pemkab Madina dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Mewaki Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution, Asisten II Erman Gafar menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan Kelompok Tani Satahi yang mulai penen kopi. Hasil setiap batang kopi yang dipanen cukup memuaskan.
Untuk itu, dia meminta para petani kopi tetap menjaga mutu kopi mandailing. Sebab, kopi dari Mandailing Natal sudah terkenal sebagai kopi primium di tingkat nasional dan internasional.
Erman juga meminta pengembangan kopi dilakukan dengan tetap menerapkan norma-norma konservasi. Sebab, daya dukung lingkungan berpengaruh terhadap kelanjutan budidaya kopi kedepan. “Kenikmatan kopi mandailing sangat dipengaruhi lingkungan sekitanya,” katanya.
Dia mengajak semua masyarakat terus belajar dan berinovasi dalam pengembangan kopi mandailing sesuai perkembangan industri kopi. Sehingga, pada saatnya nanti dapat mengembalikan kejayaan kopi mandailing.
Di akhir acara, Erman bersama unsur Forkopinda Madina dan Pembina Asosiasi Petani Kopi Kotanopan Khoiruddin Nasution dan Kadis Pertanian Madina Sihar Nasution memanen biji kopi. Satu per satu biji kopi yang sudah berwarna merah dimasukkan ke tempat yang disediakan. Usai memanen kopi, dilanjutkan dengan memasukkan biji kopi ke mesin Pulper untuk memisahkan kulit dengan biji kopinya.
Pantauan StartNews, letak kebun kopi Kelompok Tani Satahi ini berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat Kecamatan Kotanopan. Untuk mencapai Desa Soposorik, kondisi jalannya masih terbuat dari tanah dan sebagian sudah dirabat beton. Kondisi ini menyulitkan petani kopi saat membawa hasil pertanian.
Sementara jarak dari Desa Soposirik ke kebun kopi sekitar 500 meter dengan kondisi jalan menanjak dan licin. Rombongan Pemkab Madna saat menuju ke tempat panen kopi harus ekstra hati-hati, karena kondisi jalan masih terbuat dari tanah dan menanjak. Begitu sampai di lokasi, rombongan Pemkab Madna disuguhi minuman kopi hasil rostingan kopi Soposorik.
Acara ini juga dibarengi diskusi dan tanya-jawab seputar permasalahan lahan yang dipandu oleh perwakilan TNBG dan Kepala UPT KPH Wilayah VIII Kotanopan dan Kadis Pertanian Madina dengan kelompok tani kopi dan Asosiasi Petani Kopi Kotanopan.
Reporter: Lokot Husda Lubis