Batahan, StartNews – Forkopimcam Batahan bersama tim gabungan Basarnas, Polairud Natal, TNI, dan masyarakat berhasil menyelamatkan 14 ABK (Anak Buah Kapal) KM Mika asal Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, yang tenggelam di perairan Pulau Tamang, Kecamatan Batahan, Mandailing Natal (Madina), Senin (14/8/2023) sore.
Saat ini 12 ABK menginap di Mess Pemkab Madina di Batahan. Sedangkan dua lainnya terpaksa dirawat di Puskesmas Batahan untuk pemulihan tenaga.
Camat Batahan Irsal Pariadi yang dihubungi melalui telepon seluler mengatakan semua ABK KM Mika dalam kondisi baik dan sehat.
“Para korban tiba di Pelabuhan Kuala Batahan sekitar pukul 17.00 WIB. Kemudian kami bawa ke penginapan Mess Pemda sebelum proses pemulangan ke tempat asalnya. Dua orang di antaranya dirawat di Puskesmas Batahan, hanya pemulihan karena terlihat lemas,” kata Irsal Pariadi.
Irsal Pariadi menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan pengakuan para korban. Menurut dia, Kapal Motor (KM) Mika berangkat pada Rabu, 9 Agustus 2023, dari Tangkahan Lautan Mas, Sibolga, sekitar pukul 19.30 WIB. Mereka berlayar menuju perairan Tiku, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Pada Kamis, 10 Agustus 2023, kapal berlindung di Pulau Mursala akibat cuaca buruk. Kemudian pada Jumat, 11 Agustus 2023, kapal kembali berlindung di Pulau Dua, Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis, Madina, karena cuaca buruk.
Kapal berkapasitas 6 GT (gross ton) selalu singgah di pulau-pulau kecil sekitar perairan laut Madina untuk menghindari badai. Karena cuaca terlihat membaik, KM Mika melanjutkan perjalanan melaut ke arah selatan Pulau Tamang, Kecamatan Batahan, Madina.
Namun nahas, pada Senin, 14 Agustus 2023 sekitar pukul 04.00 WIB, kapal mengalami pecah buritan akibat diterjang badai, sehingga kapal akhirnya tenggelam. Seluruh penumpang mengapung di tengah laut menggunakan peampung fiber ikan.
“Mereka terombang-ambing sekitar delapan jam di tengah laut. Mereka bertahan dengan menggunakan fiber tempat ikan itu sebelum akhirnya ditemukan nelayan,” kata Irsal Pariadi.
Pada Senin (14/8/2023) pukul 12.00 WIB, kapal boot nelayan milik Zulian asal Pulau Tamang menemukan para korban dan mengevakuasi ke Pulau Tamang dalam kondisi baik.
Oleh tim gabungan Basarnas, Forkopimcam Batahan, Polairud, TNI serta masyarakat mengevakuasi para korban ke ibu kota Kecamatan Batahan untuk selanjutnya dilakukan proses pemulangan.
Rencananya para korban akan dijemput lewat laut menggunakan KM Tindaru Gt. 05 dari Sibolga yang dikirim khusus oleh pemilik kapal. Jika cuaca tidak mendukung, mereka akan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing melalui jalur darat.
Berikut data para korban:
- Marlin Manalu, 34 tahun (nahkoda), warga Desa Simbambanon, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan.
- Asrin Simbolon, 47 tahun, warga Desa Lopian, Kecamatan Badiri, Tapteng.
- Kiran, warga Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Tapteng.
- Rizal, 45 tahun, warga Sambas, Kota Sibolga.
- Ali Akhmad, 40 tahun, warga Pulau Seribu, Jakarta.
- Agusman Sotumeang, 41 tahun, warga Desa Sarudik, Kecamatan Sarudik, Tapteng.
- Sarbini, 41 tahun, warga Sorkam, Tapteng.
- Rasyid, 44 tahun, warga Pasantren, Kecamatan Pandan, Tapteng.
- Maliki, 36 Tahun, warga Jalan Asoaso, Pancuran Pinang, Kota Sibolga.
- Darman Halawa, 24 tahun, warga Sipolu-polu, Panyabungan, Madina.
- Putra Situmeang, 38 tahun, warga Desa Pargadungan, Kecamatn Tapian Nauli 1, Tapteng.
- Arisman Ziliu, 26 tahun, warga Aek Horsik, Badiri, Tapteng.
- Miska, 33 tahun, warga Jalan Selamat, Kecamatan Sambas, Kota Sibolga.
- Roni Lubis, 39 tahun, warga Budi Luhur, Pesantren Pandan, Tapteng.
Reporter: Agus Hasibuan