Kotanopan, StArtNews-Salah satu yang paling merasakan dampak Covid-19 ini adalah petani karet. Betapa tidak, sudah dua bulan lebih, pasar tradisional karet di Mandailing Natal terlihat sepi. Salah satunya pasar tradisional karet di Kotanopan. Harga karet yang di kisaran Rp5500-6000 membuat warga enggan untuk menderes.
Pantauan StArtnews, Sabtu (20/6) di pasar karet tradisional Kotanopan, hanya beberapa warga yang datang menjual karet hasil sadapan kepada pengumpul karet. Padahal kalau situasi normal, pasar karet ini sangat ramai dan membuat arus lalu lintas macet setiap hari Sabtu.
Begitu juga jumlah karet yang dijual jauh menurun. Kalau biasanya warga menjual 3 ember. Namun, hari ini rata-rata hanya satu ember.
Sepinya warga yang menjual karet ini tentu sangat berpengaruh kepada jumlah karet yang dijual di pasar Kotanopan. Hari ini saja, menurut informasi jumlah seluruh karet yang dijual ke penampung di Kotanopan hanya sekitar 4 ton. Sedangkan kalau hari normal biasanya hasil karet untuk seluruh Kecamatan Kotanopan bisa mencapai 20-30 ton per minggunya.
M. Ikbal salah seorang penampung karet di Pasar Kotanopan mengatakan, untuk hari ini, Sabtu (20/6) harga karet di Kotanopan di kisaran Rp 5500-6000. Kalau dibandingkan harga minggu lalu, harga ini katanya stabil.
Sedangkan jumlah karet yang di jual petani kalau dibandingkan dalam di situasi normal sangat jauh berkurang. Untuk hari ini paling banyak hanya sampai 5 ton saja.
Ditambahkannya, selain anjloknya hara karet, penyebab berkurangnya jumlah karet yang dijual warga karena banyak warga yang beralih profesi menjadi pendulang emas tradisional.
“Saat ini banyak warga yang beralih profesi menjadi pendulang emas tradisional,” ujarnya.
Dampak rendahnya harga karet ini sangat dirasakan masyarakat. Apalagi sebagian besar wilayah di Mandailing Natal penderes karet menjadi profesi utama warganya.
Reporter: Lokot Husda
Editor: Hanapi Lubis