Jakarta, StartNews – Ketua Umum Partai Kebangkitan Pembangunan (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin akan menjadikan empat santri Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang tangannya diamputasi sebagai anak angkat. Para santri itu adalah Haikal, Syaiful Rozi, Nur Ahmad, dan Maulana. Tangan mereka terpaksa diamputasi setelah tertimpa reruntuhan musala yang ambruk.
“Pokoke sing diamputasi tak dadekno anak angkatku, ya (intinya yang diamputasi saya jadikan anak angkat, ya),” kata Cak Imin saat menemui para korban di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025) seperti dikutip dari kompas.com.
Cak Imin mengaku akan menjamin pendidikan santri-santri tersebut hingga tingkat pendidikan tinggi. “Tak urus, sampe kuliah ngopo tak bantu kabeh (saya urus sampai kuliah, mau apa saya bantu semua),” ujar Cak Imin.
Cak Imin terlihat sedih melihat kondisi yang menimpa empat santri tersebut. Menurut Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat itu, tindakan ini dia lakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral agar santri-santri itu tetap memiliki masa depan.
Cak Imin juga meminta keluarga korban insiden di Al Khoziny untuk bersabar menghadapi cobaan berat tersebut. “Ini bentuk tanggung jawab moral agar mereka tetap punya masa depan yang cerah,” ucap Cak Imin.
Kamis (2/10/2025) kemarin, Cak Imin yang juga menjabat Menko Pemberdayaan Masyarakat mengunjungi lokasi runtuhnya gedung tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dia diterima oleh pengasuh Ponpes Al Khoziny KH Abdussalam Mujib. Dia juga sempat melihat langsung proses evakuasi korban dan memberikan perhatian khusus terhadap penanganan darurat yang tengah dilakukan.
“Semua pesantren yang sedang membangun harus melibatkan tenaga ahli teknik. Gotong-royong boleh, tapi tetap harus ada hitungan ilmunya. Kita tidak boleh lagi membangun tanpa kalkulasi teknik. Itu sangat berisiko,” tegasnya.
Cak Imin menekankan pentingnya penanganan cepat terhadap korban yang dirawat di rumah sakit maupun yang masih tertimbun reruntuhan.
“Yang paling pokok sekarang adalah memastikan korban di rumah sakit segera ditangani dengan cepat. Sementara korban yang masih tertimbun, kita serahkan kepada BNPB untuk segera dievakuasi. Keluarga juga meminta agar evakuasi dilakukan secepat-cepatnya, apapun caranya,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan bahwa pendampingan kepada para korban telah dilakukan sejak hari sebelumnya. Secara pribadi, dia turut menyalurkan bantuan untuk meringankan beban keluarga korban.
Dalam kesempatan itu, Cak Imin bersama Menko PMK Pratikno tengah mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Pak Pratikno dan saya sepakat untuk mencari jalan keluar. Pertama, pesantren tidak boleh membangun tanpa standar teknik. Kedua, kita akan mencari jalan agar pesantren-pesantren yang sedang membangun bisa mendapatkan pendampingan teknis, mungkin melalui kementerian terkait, khususnya infrastruktur,” pungkasnya.
Usai mengunjungi lokasi musibah, Gus Muhaimin yang hadir didampingi sang istri Rustini Muhaimin, Ketua Harian DPP PKB Ais Shofiah Asfar, Wakil Ketua DPW PKB Jatim Thoriqul Haq, dan sejumlah anggota DPRD Fraksi PKB mengunjungi korban musibah bangunan roboh yang dirawat di beberapa rumah sakit di Sidoarjo.
Diketahui, bangunan tiga lantai asrama putra di Pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa itu membuat sejumlah santri yang tengah salat asar berjamaah terjebak di reruntuhan.
Sebanyak 140 santri diperkirakan terjebak di bawah reruntuhan. Dari jumlah tersebut, 91 santri di antaranya menyelamatkan diri secara mandiri dan 11 lainnya dievakuasi tim SAR gabungan. Berdasarkan laporan terakhir, sebanyak 5 santri dilaporkan meninggal dunia. Di antara santri yang selamat, sebagian anggota tubuhnya harus diamputasi karena tertimpa reruntuhan.
Reporter: Sir
Discussion about this post