Medan, StartNews – Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) akan memulangkan lulusan sarjananya ke 150 titik di Sumatera Utara (Sumut) untuk menjadi wiratani. Program memulangkan lulusan IPB ke kampung halaman ini bertujuan meningkatkan pertanian daerah.
“Salah satu cara yang kami lakukan untuk meningkatkan pertanian daerah dengan memulangkan lulusan sarjana IPB ke kampung halaman. Program ini diberi nama Wiratani Bangun Desa (Wibasa) dan mereka diarahkan untuk berwirausaha pertanian atau sektor yang terkait,” kata Ketua Umum DPP HA IPB Walneg pada acara pelantikan pengurus HA IPB periode 2022-2026 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan, Sabtu (25/6/2022).
Tahun ini, HA IPB akan memulangkan lulusan sarjananya ke 150 titik di Sumut untuk menjadi wiratani. Program ini ini diharapkan berdampak kepada masyarakat langsung dan lulusan sarjana IPB yang kembali ke desanya menjadi agen perubahan.
“Ini sudah menjadi program kami. Kami akan latih, kami beri modal untuk menjadi wiratani di desanya. Mudah-mudahan berjalan lancar dan dia bisa menjadi agen perubahan di desanya,” kata Walneg.
Sementara Ketua DPD HA IPB Sumut Imam Budiharjo yang baru saja dilantik bersama pengurus lainnya membuat program pembinaan untuk petani dalam waktu dekat.
“Visi DPD HA IPB di periode ini bekerja sama lintas sektor, partisipatif, dan kolaboratif. Kita harus memberikan pengabdian kepada masyarakat,” katanya didampingi Sekretaris Muhammad Fadly Abdina dan Bendahara Irshad Hakim.
Acara pelantikan pengurus HA IPB periode 2022-2026 itu dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Rektor IPB Arif Satria dan jajarannya, mantan Sekdaprov Sumut R. Sabrina, Sekdakab Serdangbedagai Faisal Hasrimy, dan OPD Pemprov Sumut. Hadir juga unsur Forkopimda, petinggi BUMD Sumut serta seluruh pengurus DPD HA IPB Sumut yang dilantik.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menantikan kontribusi HA IPB Sumut, terutama di sektor pertanian. Menurut dia, sektor pertanian yang merupakan penopang utama perekonomian Sumut masih perlu pembenahan serius.
Total luas lahan pertanian di Sumut yang tersedia sekitar 647.223 hektare. Namun, menurut Edy Rahmayadi, kesejahteraan petani masih belum meningkat. Bukan hanya itu, harga komoditas pertanian juga cenderung fluktuatif.
“Lahan kita luas dan subur, produksi pertanian kita besar, tetapi harga tetap mahal. Nilai Tukar Petani juga masih kecil. Inilah yang perlu perhatian dari bapak/ibu sekalian lulusan IPB,” kata Edy Rahmayadi.
Menurut dia, sumber daya alam Sumut berpotensi dalam bidang pertanian, tetapi butuh ahli-ahli pertanian untuk memaksimalkannya. Dia menantikan kontribusi ahli-ahli pertanian IPB untuk mengembangkan pertanian Sumut.
“Kita kolaborasi, bersinergi agar pertanian Sumut ini lebih maju. Saya sudah mengelilingi Indonesia. Menurut saya, Sumut yang tanahnya paling subur dan tepat untuk mengembangkan berbagai macam pertanian dan perkebunan. Saya menanti kontribusi bapak ibu sekalian” ungkap Edy Rahmayadi, yang hadir bersama Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis.
Sementara Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie mengatakan saat ini masih ada 24 persen desa yang tergolong tertinggal dan sangat tertinggal. Padahal, menurut dia, untuk membangun Indonesia harus terlebih dahulu membangun desa-desanya.
“Ini (desa) energi bangsa kita. Karena itu, misi utama kita mengeluarkan mereka (desa tertinggal dan sangat tertinggal) dari garis kelompok tersebut. Kita kolaborasi, mendistribusikan SDM kita ke daerah,” kata Budi.
Reporter: Rls/Sir