Panyabungan, StartNews Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Atika Azmi Utammi Nasution membenarkan kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Madina banyak yang rusak parah. Krusakan jalan ini diperparah kondisi saat ini musim hujan.
Namun, kata Atika, keterbatasan pagu anggaran menbuat Pemkab Madina tidak mampu memperbaiki jalan yang rusak dalam waktu yang bersamaan.
“Keterbatasan anggaran, kita secara bertahap akan membenahi semua jalan kabupaten di daerah ini. Tahun 2023, kita menganggarkan sekitar Rp57 miliar untuk perbaikan jalan di Kabupaten Madina. Kita mendahulukan yang prioritas dan sesuai dengan sistem penganggaran yang ditetapkan,” kata Atika kepada StartNews di ruangan kerjanya, Jumat (9/12/2022).
Atika menyampaikan penjelasan itu untuk menyahuti keluhan warga terkait banyaknya kondisi jalan yang rusak saat ini. Seperti keluhan yang disampaikan Sobirin di laman facebook-nya terkait parahnya kerusakan jalan kabupaten di kampungnya, Kecamatan Batahan.
Tidak hanya kendaraan roda dua dan roda empat, jalan penuh kubangan lumpur itu juga sulit dilewati pejalan kaki.
Dihubungi melalui telepon seluler pada Sabtu (10/12/2022) pagi, Sobirin mengatakan jalan tersebut terakhir diperbaiki pada tahun 2010.
“Kerusakan jalan ini makin parah sejak memasuki musim hujan sekitar bulan November. Jalan ini berlumpur, banyak lobang besar. Sering truk pengangkut sawit terjebak di kubangan selama berhari-hari. Pasti ada selisih harga, lebih murah sawit kami Rp 400 per kilogram dibanding harga di luar jalan ini. Anak sekolah juga sangat sulit melintasi jalan ini,” kata Sobirin.
Jalan kabupaten tersebut menghubungkan empat desa ke ibu kota kecamatan, yakni Desa Bintungan Bejangkar, Banjar Aur, Trans Mini Batahan I, dan Batahan Tiga.
Sementara Camat Batahan Irsal Pariadi mengatakan Pemkab Madina meminta bantuan perusahaan yang juga menggunakan jalan tersebut untuk membantu perbaikan jalan dengan menurunkan alat berat.
“Alhamdulillah, setelah pemerintah berkomunikasi, pihak perusahaan bersedia menurunkan dua alat berat dan menimbunnya dengan sirtu (pasir batu), katanya.
Pihaknya juga menggandeng donatur di desa-desa sekitar untuk berpartisipasi menyumbangkan sekitar 450 batang kayu sebagai gambangan (kayu yang disusun di bawah sebelum ditimbun tanah atau sirtu).
Menurut Irsal, tidak semua ruas jalan tersebut tidak bisa dilewati, tetapi hanya empat sampai tujuh titik yang rusak parah.
“Memang sulit, apalagi cuaca tidak mendukung. Dalam satu hari cuma bisa mengerjakan satu titik. Mudah-mudahan cuaca mendukung, sehingga pengerjaan jalan ini bisa lancar,” ujarnya.
Dia menambahkan, warga juga bergotong-royong membersihkan lumpur dari badan jalan.
Reporter : Agus Hasibuan
Discussion about this post