Panyabungan, StartNews Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Mandailing Natal (Madina) Rahmad Hidayat akhirnya menyampaikan tanggapan resmi atas Kejuaraan Mobile Legends (ML) yang akan diadakan di Kabupaten Madina.
Dalam pernyataan resminya, Rahmad mengatakan pihaknya mengapresiasi dan menghormati aspirasi masyarakat Madina yang bersikap kontra atau tidak bisa menerima Kejuraan Mobile Legends yang disampaikan melalui media sosial maupun secara langsung.
Untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud, kami akan tinjau dengan sebaik-baiknya. Untuk sementara tidak melaksanakan kegiatan tersebut, apalagi kita dalam suasana bulan suci Ramadan, kata Rahmad melalui pernyataan tertulisnya yang diterima StartNews, Sabtu (23/4/2022) malam.
Rahmad menegaskan, pihaknya akan meninjau kejuaraan tersebut melalui pendekatan adat, budaya, dan keagamaan.
Namun, kata dia, pihaknya juga menyadari bahwa pertandingan mobile legends merupakan kegiatan resmi yang telah masuk kategori pertandingan olahraga dan memiliki induk organisasi olahraga resmi yang terhimpun dalam Indonesia e-Sport Asociation (IeSPA).
Mobile Legends ini sudah sering dipertandingkan secra resmi di tingkat nasional maupun internasional seperti Piala Presiden, eksebisi PON XX tahun 2020 di Papua, ASEAN Games tahun 2018 di Jakarta-Palembang, dan pertandingan resmi pada Sea Games tahun 2019 di Manila. Untuk itu, kami imbau kepada seluruh masyarakat yang Pro maupun kontra dengan kegiatan ini, mari kita saling berkoordinasi, berkomunikasi dan bersilaturrahim, apalagi ini dalam suasana bulan suci Ramadan yang penuh berkah dan rahmat, sehingga diharapakan pro- kontra seperti ini tidak perlu berlarut-larut dan menjadi perdebatan yang terus-menerus, paparnya.
Mari sama-sama kita berikan sumbangsih dalam membangun Mandailing Natal menuju masyarakat yang sejahtera dan makmur, imbuhnya.
Sebelumnya, warga Madina, khususnya pengguna internet (netizen), menyampaikan tanggapan beragam atas rencana pelaksanaan olahraga elektronik (e-Sport) tersebut. Banyak warga yang mendukung olahraga tersebut lantaran sudah menjadi olahraga resmi yang dipertandingkan di tingkat nasional dan internasional. Akan tetapi, banyak pula warga yang menentang kejuaraan itu karena dinilai bertentangan dengan kultur dan ajaran agama Islam, terutama gambar tokoh wanita berpakaian seronok pada permainan tersebut.
Reporter: Rls/Sir
Discussion about this post