Labuhanbatu, StartNews – Dedikasi seorang staf sering tak terlepas dari perjuangan panjang. Seperti yang dijalani Astuti, pegawai honor yang sudah mengabdi 21 tahun sebagai staf tata usaha di MTsN 2 Labuhanbatu. Astuti dan putri sulungnya, Maysaroh, dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada Kementerian Agama.
Meski usinya sudah menginjak 54 tahun, wanita kelahiran Medan pada tahun 1969 ini tetap semangat menekuni pekerjaannya. Wajahnya yang selalu tampak gembira dan sering bercanda dengan rekan sejawatnya membuat ibu dua anak ini terlihat selalu sehat dan awet muda.
Bu Tuti, panggilan akrabnya, sehari-hari menghabiskan waktu menjadi pegawai honorer di MTsN 2 Labuhanbatu, Sumatera Utara. Dia mulai menjadi bagian dari keluarga MTsN 2 Labuhanbatu pada tahun 2003, yang saat itu masih bernama MTs Teladan Guppi. Selanjutnya tahun 2010 berubah menjadi MTsN 2 Rantauprapat dan saat ini MTsN 2 Labuhanbatu.
Setiap harinya Bu Tuti bekerja di MTsN 2 Labuhanbatu sebagai pegawai honorer sekaligus menjadi penanggung jawab madrasah yang berlokasi di Desa Janji Rantauprapat. Pekerjaan sebagai pegawai honorer sekaligus penanggung jawab membuatnya harus lebih awal datang ke madrasah, karena dia yang bertugas membuka dan menutup seluruh ruangan madrasah, bahkan kebersihannya pun menjadi kepedulian buat dirinya.
Pekerjaan ini setiap hari dia lakukan dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan, berharap Allah kelak memberikan yang terbaik dalam hidupnya dan anak-anaknya.
Status singel parent tak meredupkan semangat Bu Tuti bekerja agar bisa bertahan hidup dengan keluarga kecilnya walaupun gaji yang pas-pasan. Dia menjadi sosok ibu yang tangguh dan mampu menafkahi dan membesarkan kedua anaknya sejak tahun 2008.
“Saya tidak pernah malu dalam mengerjakan apapun, asalkan halal dan baik. Saya juga sempat berjualan jajanan di madrasah agar bisa menyekolahkan anak-anak saya,” kata Astuti, Sabtu (25/1/2025).
“Meski hidup kami yang seadanya, rumahpun hanya ngontrak hingga saat ini, saya tetap bersyukur dan bisa menyekolahkan anak-anak saya, karena saya berharap kehidupan mereka harus lebih baik dari saya,” harapnya.
Anak sulung Bu Tuti bisa menyandang gelar sarjana dari Univa Labuhanbatu pada 2019. Tak berselang anaknya diterima sebagai guru honorer di MTsN 2 Labuhanbatu di bidang studi bahasa Inggris.
“Saya bersama putri saya, Maysaroh, sama-sama berdedikasi di MTsN 2 Labuhanbatu. Saya sebagai staf, dia sebagai guru. Kami sangat mensyukuri semua yang sudah Allah gariskan pada saya,” imbuhnya.
“Berbagai perubahan dan kebijakanpun sangat banyak dilalui di MTsN 2 Labuhanbatu, manis dan pahit tetap saya jalani dengan penuh keikhlasan dan penuh tanggungjawab, karena inilah pekerjaan saya dan MTsN 2 Labuhanbatu ini sudah saya anggap rumah saya,” katanya.
Perjuangan selama 21 tahun itu akhirnya membuahkan hasil. Bu Tuti dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kementerian Agama pada 1 Januari 2025. Haru dan campur bahagia, karena putri sulungnya juga dinyatakan lulus PPPK.
Kini, dengan status sebagai PPPK, Astuti berharap diberi kesehatan agar bisa memberikan kontribusi yang baik pada Kementerian Agama. Menurut dia status PPPK adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Dia yakin setiap niat baik, kerja keras, kerja ikhlas, kesabaran, akan membuahkan hasil yang baik dan berkah. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, memberikan doa.
Kepala MTsN 2 Labuhanbatu Hj. Sarifah mengucapkan selamat kepada Astuti dan Maysaroh. “Saya terharu perjuangan dan penantian panjang ibu dan ananda. Jarang saya mendengar ibu lulus bersamaan dengan anak. Semoga tetap memberikan yang terbaik buat MTsN 2 Labuhanbatu, disiplin dalam bekerja serta penuh tanggung jawab,” tambahnya.
Reporter: Rls