Jakarta, StartNews – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan Swasti Saba kepada 169 kabupaten/kota sehat dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tahun 2023. Pemberian penghargaan ini diadakan di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023) malam. Penghargaan ini terkait peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59.
Acara penganugerahan tersebut dibagi menjadi beberapa kategori penghargaan. Sebanyak 136 kabupaten/kota menerima penghargaan Swasti Saba dan 33 kabupaten/kota menerima penghargaan STBM.
Untuk penghargaan Swasti Saba, sebanyak 27 kabupaten/kota menerima penghargaan kategori Swasti Saba Wistara, 34 kabupaten/kota menerima penghargaan Swasti Saba Wiwerda, dan 75 kabupaten/kota menerima Swasti Saba Padapa.
Sementara untuk STBM, 20 kabupaten/kota menerima penghargaan sebagai STBM Pratama, 9 kabupaten/kotamadya, dan 4 kabupaten/kota Paripurna.
Selain kabupaten/kota, Kemenkes juga menyerahkan penghargaan kepada enam provinsi pembina terbaik dalam memfasilitasi keberhasilan kabupaten/kota sehat dan satu provinsi yang telah mencapai keberhasilan 100% stop buang air besar sembarangan di seluruh kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, banyak upaya yang perlu dilakukan oleh pemimpin daerah untuk menciptakan suasana lebih baik dan menjadikan masyarakat dan kota menjadi sehat. Upaya-upaya itu agar masyarakat tidak terkena penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular, dan penyakit jiwa.
Budi juga menyampaikan pesan terkait peningkatan angka kematian akibat dengue sebagai dampak fenomena anomali cuaca el nino.
“Bapak ibu, dengue itu rata-rata yang meninggal 900 sampai 1.000 orang dan itu yang tercatat lebih besar dari yang mengalami gagal ginjal akut sekitar 200. Sedangkan ini yang meninggal 1.000 orang setahun terus menerus dan sebagian besarnya adalah anak-anak dan remaja,” katanya.
Budi melanjutkan, menurut standar WHO (World Health Organization), salah satu indikator kabupaten/kota yang baik dan bagus adalah memiliki angka demam berdarah di bawah 10/100.000. Namun, Indonesia masih berada di angka 28/100.000 dan hanya terdapat satu kota dengan angka demam berdarah di bawah 10/100.000, yaitu Yogyakarta.
Selama ini, pemerintah telah melakukan berbagai intervensi untuk menurunkan dengue seperti melakukan pengasapan atau fogging, pemberian serbuk abate, dan sosialisasi. Namun, angka dengue tidak mengalami penurunan. Sementara Yogyakarta melakukan intervensi dengan nyamuk ber-wolbachia dan mampu menurunkan dengue hingga di bawah 10/100.000.
Dalam acara penganugerahan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mewakili Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin turut memberikan sambutan. Muhadjir menyampaikan acara penganugerahan merupakan salah satu bentuk realisasi promosi kesehatan dari Ottawa Charter yang bertujuan memberikan hak pelayanan kepada seluruh masyarakat di dunia.
Pemberian penghargaan tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia dengan versi acara atau event yang berbeda. “Kalau di Indonesia, ada sembilan tata kelola yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam kaitannya dengan membangun promosi kesehatan untuk kebijakan publik,” kata Menko Muhadjir Effendy.
Penghargaan ini tidak hanya sebagai apresiasi pemerintah pusat terhadap pencapaian kepemimpinan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan kabupaten/kota sehat. Penghargaan juga diharapkan dapat menjadi motivasi kepada Pemerintah Daerah lainnya untuk percepatan penyelenggaraan 100% kabupaten/kota sehat (KKS) yang berkualitas serta mewujudkan smart healthy city dan capaian target STBM.
Reporter: Rls