Panyabungan, StartNews – Tim Voli Pengurus Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten (Pengkab) Mandailing Natal (Madina) saat ini sedang mengikuti pemusatan latihan atau training center (TC) di Lapangan Voli Pasar Hilir, Kecamatan Panyabungan. Sebanyak 40-an atlet yang dijaring dari berbagai klub voli di Madina saat ini dilatih untuk mengikuti turnamen voli Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) dan Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu).
Dari 40-an atlet yang dijaring tersebut nantinya akan diseleksi untuk menghasilkan 14 atlet terbaik yang akan berlaga di Porwil yang akan digelar pada Mei 2022. Jika lulus di Porwil, Tim Voli Pengkab Madina akan bertanding di Porprovsu melawan tim dari kontingen kebupaten dan kota lainnya.
Untuk mendapat hasil terbaik, Tim Voli Pengkab Madina berlatih dua kali dalam sehari, yakni pagi dan malam.
Kendati dengan fasilitas yang terbatas, bahkan boleh dibilang di bawah standar, para atlet binaan Pengkab Madina ini tampak bersemangat dan antusias berlatih. Di bawah didikan Zulhamdi Sianipar, pelatih voli yang didatangkan dari Kota Medan, para atlet Pengkab PBVSI Madina ini tampak giat berlatih.
Ironisnya, walau sudah direkrut sejak bulan lalu dan kini mengikuti pemusatan latihan, para atlet itu belum dibekali perlengkapan seperti seragam olahraga voli, mulai dari kaos jersey, celana atau training, kaos kaki, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Untuk keperluan latihan, mereka memakai pakaian olahraga milik pribadi masing-masing. Sehinga, corak dan warnanya pun beragam bak pelangi.
“Sarana dan prasarana yang kami miliki saat ini sangat terbatas. Boleh dibilang jauh dari kategori standar untuk olahraga voli,” kata Ketua Pengkab PBVSI Madina Arde Sukhri Lubis saat dibincangi di Lapangan Voli Pasar Hilir, Kecamatan Panyabungan, Senin (28/3/2022) malam.
Walaupun pemusatan latihan sudah berlangsung hampir sebulan, menurut Arde, dana untuk membiayai keperluan para atlet masih bersifat swadaya dari pengurus dan beberapa tokoh masyarakat yang perduli terhadap kemajuan olahraga di Madina. Sehingga, wajar saja jika jumlah dana yang terkumpul jauh dari kata layak untuk mendanai tim voli selama latihan hinggan nanti mengikuti Porwil dan Porprovsu.
“Kalau kesiapan atlet sebenarnya sudah agak lumayan. Tapi, untuk kebutuhan sarana dan prasarananya, kita masih mencari dukungan dari berbagai pihak. Untuk pelaksanaan TC ini saja, kami sangat butuh perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah, pengusaha, para tokoh masyarakat, dan umumnya masyarakat Madina,” papar Arde.
Perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, kata Arde, sangat dibutuhkan mengingat voli merupakan olahraga favorit di Madina. Ini terlihat dari setiap turnamen voli digelar, selalu ramai penonton. “Jadi, sangat wajar kalau pembinaan olahraga voli semestinya mendapat perhatian khusus di Madina,” katanya.
Selain itu, perhatian khusus dalam pebinaan atlet voli Pengkab Madina itu sangat diperlukan, mengingat Kabupaten Madina nantinya menjadi tuan rumah Porwil. Bahkan, saat ini sedang diajukan menjadi tuan rumah turnamen voli Porprovsu.
“Kalau bisa perhatiannya lebih dikhususkan untuk olahraga voli, karena olahraga ini paling populer di masyarakat Madina,” tandas Arde Sukhri.
Dia juga berharap pembinaan olahraga di Kabupaten Madina dapat berjalan secara berkesinambungan, sehingga dapat bersaing dengan kabupaten-kabupaten lainnya, khususnya di Sumatera Utara. Apalagi, potensi atlet di Madina benar-benar membutuhkan pembinaan yang lebih khusus. “Banyak generasi muda Madina yang berbakat, khususnya di cabang olahraha voli,” katanya.
Hal senada diungkapkan Zulhamdi Sianipar. Menurut pelatih voli dari Kota Medan ini, talenta atlet voli Madina cukup bagus dan alamiah. “Saya lihat bakat-bakat alamnya bagus seperti tenaga lompatnya. Tinggal bagaimana memolesnya supaya mereka bisa bermain voli yang sebenarnya. Sebelum mengikuti pemusatan latihan, umumnya mereka masih sekadar main voli, belum bermain voli,” katanya.
Zulhamdi Sianipar optimistis jika dilatih secara intensif dan mendapat dukungan yang memadai, atlet voli Madina boleh dibilang predikat luar biasa. “Anak-anak antusias semua. Postur tubuhnya termasuk maksimal semua. Tinggal bagaimana mereka diberi ilmunya agar bisa bermain voli yang sebenarnya,” ujarnya.
Hindari Narkoba dan Skater
Amin Daulay, salah seorang tokoh masyarakat, juga mengkritisi minimnya perhatian dan pembinaan olahraga terhadap generasi muda di Madina. Padahal, banyak tokoh dan pengusaha di Madina yang sejatinya punya kemampuan finansial untuk membentuk dan mendanai komunitas pegiat olahraga.
Menurut anggota DPRD Madina periode 2005-2009 ini, banyak orang berpikir sempit bahwa tujuan pembinaan olahraga hanya untuk meraih juara dalam sebuah kompetisi. Padahal, ada tujuan yang lebih luas dan lebih mulia daripada sekadar meraih juara dalam kompetisi olahraga.
“Yang pasti, melalui kegiatan olahraga, apapun jenis olahraganya, banyak generasi muda Madina ini yang akan terselamatkan dari pengaruh bahaya narkoba dan judi skater. Dengan sibuk berkegiatan olahraga, kaum milenial kita tidak punya waktu lagi untuk nongkrong-nongkrong yang pada akhirnya menjurus ke hal-hal yang negatif,” katanya.
Reporter: Saparuddin Siregar