Padangsidempuan, StartNews – Babak penyisihan grup turnamen sepakbola Bobi Nasution (BONAS) Cup Zona 4 di Stadion HM Nurdin Kota Padangsidempuan, Sumatera Utara, tiba-tiba heboh dan mengundang perhatian banyak orang. Pasalnya, Selasa (23/8/2022) sore itu tidak seperti hari-hari biasanya. Pada sesi istirahat pertandingan pertama dan pertandingan kedua, tiba-tiba dentuman musik DJ (disk jockey) menggema.
Sepuluh model kemudian melenggak-lenggok di atas catwalk berkarpet merah di lantai bawah tribun stadion menuju zebra cross garis penyeberangan jalan di depan SMA Negeri 5 Padangsidempuan.
Aksi model cilik dan dewasa itu sama persis dengan aksi para model Citayam Fashion Week yang sempat viral dan heboh. Mereka mengenakan busana berbahan dasar kain tenun lokal.
Sepuluh model itu adalah Naura Khanza Krassiva, Mutia, Keyza, Nadana Dalimunthe, Riska, Riswan, Alwi, Yoannisa Nasution, Rezzi Angriani, Milea Zerach, dan Astrid Rahmadani yang seorang model dari Jakarta.
Pakaian yang mereka kenakan murni hasil karya perancang ternama Ilham Kharisma. Kemudian dipadu dengan sentuhan make up artist (MUA) Icand Azura dan penata rambut Levy Deandra.
Lenggak-lenggok para model yang diiringi dentuman musik DJ itu makin heboh dan asyik diikuti, karena dipandu Master of Ceremony (MC) Defrizal Ashwara Rangkuti.
Untuk diketahui, kehebohan yang terjadi pada BONAS Cup kali ini ternyata berawal dari ide kolaborasi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tua Alpaolo Harahap bersama Ketua Komunitas Seni Kota Salak Yoannisa Nasution.
Tua Alpaolo yang juga Ketua Panitia Daerah BONAS Cup mengatakan, aksi fashion week ini memang sengaja dibuat untuk mendorong kreativitas anak-anak muda di Kota Padangsidempuan.
“Kita sengaja mengundang Komunitas Seni Kota Salak untuk berkolaborasi di kegiatan turnamen BONAS Cup ini,” terangnya.
Milea Zerach, salah seorang model yang juga selebram Sidempuan yang ikut tampil di fashion week ini memberi apresiasi tinggi kepada panitia BONAS Cup dan Komunitas Seni Kota Salak, karena telah memfasilitasi penyaluran bakat dan kreativitas ini.
Kedepannya, Milea berharap makin banyak komunitas atau organisasi yang menggelar kegiatan seperti ini. Sebab, generasi muda pecinta seni di kota ini butuh banyak ruang untuk mengaktualisasikan kreativitas.
“Saya rasa sah-sah saja, karena kegiatan ini mencirikan daerah kita statusnya adalah kota, bukan kabupaten. Lihatlah Citayam Fashion Week yang viral itu, gara-gara aksi Jeje Slebew dan teman-teman, jadi banyak orang yang ingin tahu apa dan dimana itu Citayam,” jelasnya.
Model cilik berbakat kaya prestasi, Naura Khanza Krassiva, sangat gembira mengikuti fashion week ini. Dengan lihainya ia memperagakan gayanya dengan balutan fashion karya owner Kharisma Mode.
“Asyik deh. Selain bisa tampil, dedek juga bisa belajar gaya dari aunty, om, kakak, dan abang peserta lainnya,” kata Naura yang baru kali pertama tampil di atas garis penyeberangan jalan.
Yoannisa Nasution selaku Ketua Komunitas Seni Kota Salak juga mengapresiasi sekaligus berterima kasih kepada HIPMI Padangsidempuan dan Panitia Daerah BONAS Cup Zona 4.
“Kita apresiasi karena di tengah kesibukan menggelar turnamen sepakbola, panitia masih terpikir mengajak kita untuk berkolaborasi mengadakan fashion week ini,” kata Yoan.
Pemilik usaha Yoan Boutique ini yakin, kedepannya akan banyak pihak yang tertarik menggelar event-event fashion di Kota Padangsidempuan pada khususnya dan Tapanuli bagian selatan (Tabagsel) pada umumnya.
“Kita dari Komunitas Seni Kota Salak selalu siap untuk digandeng menjadi mitra kerja maupun sebagai peserta,” pungkasnya.
Hal senada diucapkan Ilham Kharisma, designer fashion bermotif khas etnik Tabagsel. Baginya, acara-acara fashion seperti ini menjadi momen pengaktualiasian karya-karyanya.
“Jujur saja, saya semakin terdorong untuk menciptakan berbagai karya mode fashion. Khususnya fashion yang berbahan dasar kain bercorak khas etnik Tabagsel,” ujarnya.
Reporter: Rls