• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, September 26, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Sering Dianggap Menggemaskan, Anak Obesitas Berisiko Penyakit Jantung Koroner

JAKARTA

by Redaksi
Kamis, 7 Maret 2024
0 0
0
Sering Dianggap Menggemaskan, Anak Obesitas Berisiko Penyakit Jantung Koroner

Ilustrasi obesitas pada anak. (FOTO: ISTIMEWA)

Jakarta, StartNews Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono mengingatkan bahwa di balik kesan lucu dan menggemaskan pada anak yang mengalami obesitas, tersimpan risiko sindrom metabolik yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, stroke, dan pembuluh darah.

Jadi, kalau kita membiarkan anak-anak itu tetap gemuk, maka kita menyimpan tabungan anak tersebut untuk menjadi penyakit jantung dan pembuluh darah di masa yang akan datang, kata Prof. Dante dalam acara Multi-Stakeholders Dialogue Peringatan Hari Obesitas Sedunia Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Prof. Dante menambahkan, akar permasalahan obesitas pada anak bersumber dari keluarga. Apabila orang tuanya gemuk maka anaknya juga gemuk, karena anak mengikuti pola hidup orang tuanya. Hal ini dapat ditanggulangi dengan menerapkan pola hidup sehat di dalam keluarga.

Kementerian Kesehatan telah memiliki pedoman gizi seimbang Isi Piringku, yang menyarankan konsumsi lebih banyak makanan berkandungan protein dibandingkan karbohidrat dalam satu piring sekali makan. Anak-anak memerlukan banyak protein untuk tumbuh kembangnya dan bukan dengan memperbanyak karbohidrat.

Karbohidrat tetap penting untuk energi, tetapi kita batasi, kita gunakan untuk mencegah supaya anak-anak tidak gemuk, tambah Prof. Dante.

Menurut Riset Kesehatan Dasar, lanjut Prof.Dante, 1 dari 3 masyarakat di Indonesia mengalami obesitas. Selain itu, 1 dari 5 anak-anak di Indonesia mengalami kelebihan berat badan.

Persentase obesitas terus meningkat dalam satu dekade terakhir, yakni dari 8% pada 2007 menjadi 21,8% pada 2018. Hal ini hampir terjadi di semua negara berkembang karena adanya perubahan pendapatan yang lebih baik.

Pendapatan mereka mulai naik, makanan mereka mulai berubah dan sebagainya, sehingga angka obesitas di daerah tersebut menjadi lebih tinggi, ucap Prof. Dante.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti mengatakan salah satu tantangan dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian obesitas adalah akses teknologi dan fasilitas yang customer-oriented seperti layanan pesan makan online dan ojek online, sehingga membuat masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik.

Terjadinya gaya hidup yang mager (malas gerak) atau sedentary lifestyle, juga meningkatnya lingkungan obesogenik, yaitu makanan yang tinggi kadar gula dan lemak serta tanpa memperhatikan nilai kalori, kata Eva.

Eva mengungkapkan bahwa kesuksesan pencegahan dan pengendalian obesitas di Indonesia tidak lepas dari dukungan semua pihak baik lintas sektor maupun lintas program, swasta, dan masyarakat. Masyarakat diharapkan mau meningkatkan pengetahuan dan kesadaran serta kepedulian terhadap obesitas dengan melakukan deteksi sedini secara teratur di posbindu maupun fasyankes.

Obesitas sangat mungkin dicegah dengan menerapkan perilaku hidup sehat. Pencegahan terhadap faktor risiko yang memerlukan komitmen setiap individu untuk bisa bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya, kata Eva.

Hari Obesitas Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Maret. Pada tahun ini, peringatan mengusung tema global Lets talk About Obesity dan tema nasional Ayo Lawan Obesitas.

Hari Obesitas Sedunia merupakan momentum bersama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, serta organisasi profesi, swasta, dan seluruh komponen masyarakat, serta individu untuk mencegah obesitas.

Reporter: Rls

 

Tags: AnakJantung KoronerMenggemaskanObesitas
ShareTweet
Next Post
Gunung Marapi Sumbar Erupsi Lagi Pagi Ini

Gunung Marapi Sumbar Erupsi Lagi Pagi Ini

Discussion about this post

Recommended

Rem Blong, Truk Bermuatan Beras Tabrak Dua Mobil dan Rumah di Angkola Barat

Rem Blong, Truk Bermuatan Beras Tabrak Dua Mobil dan Rumah di Angkola Barat

2 bulan ago
Sukhairi-Atika Menang, MK Tolak Gugatan Hasil PSU Pilkada Madina

DPC PKB Gelar Nobar Hasil Putusan MK Sengketa Pilkada Madina

4 tahun ago

Popular News

  • Pemprov Sumut Perbaiki Infrastruktur di Berbagai Kabupaten, Tak Ada di Madina

    Pemprov Sumut Perbaiki Infrastruktur di Berbagai Kabupaten, Tak Ada di Madina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Riksus Lagi, Kali Ini Menyasar Semua Kabid di Distan Madina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Heboh Foto Mesra Kepsek dengan Perempuan Bersuami Beredar Luas di Madina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bungkusan Berisi Ari-ari Bayi di Gedung Lama RSUD Panyabungan Bikin Geger

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Ini Pemprov Sumut Targetkan Pembangunan 15 Ribu Rumah untuk MBR

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025