Jakarta, StartNews Namanya Komaruddin Rachmat. Usianya sekitar 69 tahun. Warga Kota Bekasi, Jawa Barat, ini menderita stroke pada 16 September 2012 dengan bentuk serangan Hemarogic (pecah pembuluh darah). Saat itu uurnya 58 tahun.
Komaruddin dirawat di RS Harum Jakarta Timur di bawah penanganan dr. Gatot Sumantri.
Pasca stroke, kondisi Komaruddin terbilang buruk. Seluruh bagian kiri tubuhnya terasa kebas, kaki dan tangannya mati rasa. Mulut dan bahunya miring ekstrim.
Namun, setelah melalui perjalanan panjang, fokus, dan disiplin berkonsultasi dengan dokter, kini kondisinya sudah pulih dan kembali ke kehidupan normal.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu, Komaruddin merasa perihatin. Data menunjukkan, kini makin banyak orang yang terserang stroke di usia yang variatif. Bahkan, banyak yang di bawah umur 40 tahun.
Penyebab utama terserang stroke itu, karena abai terhadap kesehatan sendiri. Antara lain, kurangnya pengetahuan atau penyuluhan di masyarakat tentang penyakit stroke.
Atas dasar pemikiran itulah, Komaruddin berniat melakukan aksi jalan kaki Yogya – Bandung pada 5 – 26 Agustus 2023. Untuk itu, penyintas stroke ini akan membuktikannya dengan aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung.
Senin (31/72023) ini, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono melepas keberangkatan Komaruddin dari rumahnya menuju Yogyakarta. Dari Kota Bekasi menuju Yogyakarta, Komaruddin menumpang kendaraan.
Komaruddin start jalan kaki dari titik nol Yogyakarta pada 5 Agustus 2023. Seremoni aksi jalan kaki penyintas stroke ini akan dilepas oleh Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Mayjen TNI (Purn) Tugas Ratmono bersama pemerintah dan komponen masyarakat setempat.
Rencananya, aksi jalan kaki Komaruddin dari Yogyakarta menuju Bandung ini membutuhkan waktu 20 hari. Jika tidak ada aral melintang, dia diperkirakan akan tiba di Gedung Sate Bandung pada 21 Agustus 2023.
Selama perjalanan, Komaruddin akan dikawal Cahaya Foundation, yayasan kesehatan dari Kota Bekasi, dengan satu satu ambulans dan motor rider dari jaringan komunitas Cahaya Foundation seluruh Jawa.
Sejatinya yang menarik perhatian bukan aksi jalan kakinya. Akan tetapi, nilai-nilai semangat juang yang mendorong Komaruddin sebagai penyintas stroke melakukan aksi jalan kaki ratusan kilometer.
Saat kuliah di Bandung, Komaruddin adalah seorang aktivis. Sehingga, dia memahami sejarah tentang semangat juang Siliwangi saat hijrah dari Yogyakarta menuju Bandung.
Saat itu, Siliwangi bersama puluhan ribu tentara dan keluarganya menghadapi berbagai rintangan selama perjalanan hijrah dari Yogyakarta ke Bandung. Bahkan, sebagian tentaranya gagal sampai tujuan.
Histori semangat juang Siliwangi itulah yang ingin disampaikan oleh Komaruddin lewat aksi jalan kaki ini. Dia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk pulih kembali jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.
Komaruddin yakin betul dan sudah dia buktikan sendiri. Dengan rajin bergerak dan menjaga suhu tubuh tetap hangat, seorang penderita stroke berpeluang besar untuk pulih kembali seperti sediakala.
Salah satu cara yang dilakukan Komaruddin dengan berjalan kaki dan memakai jaket agar suhu tubuh tetap hangat. Faktanya, Komaruddin saat ini sudah bisa beraktivitas layaknya orang normal.
Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Mayjen TNI (Purn) Tugas Ratmono membenarkan aksi jalan kaki Yogyakarta-Bandung itu.
Kami akan melepas Komaruddin dari titik nol Yogyakarta pada 5 Agustus 2023, kata mantan Kapuskes TNI ini, Senin (31/7/2023).
Tugas menilai tekad dan perjuangan Komaruddin agar lepas dari belenggu stroke terbilang luar biasa. Menurut dia, upaya dan perjuangan Komaruddin ini menjadi contoh dan pemantik semangat bagi para penderita stroke untuk pulih kembali.
Ini sesuatu yang luar biasa. Aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung ini sebenarnya keinginan Komaruddin untuk bercerita kepada masyarakat bahwa penderita stroke harus punya tekad yang kuat untuk pulih kembali, kata Tugas.
Menurut dia, aksi jalan kaki penyintas stroke itu dapat menjadi inspirasi bagi siapapun stakeholder yang berkepentingan, termasuk lembaga pemerintah dan non-pmerintah, untuk berkolaborasi memberikan penanganan stroke yang lebih baik pada masa mendatang.
Menurut Tugas, ada beberapa poin yang ingin ditunjukkan Komaruddin lewat aksi jalan kaki ini. Di antaranya, menyemangati para penyandang stroke yang sedang berjuang meraih kepulihannya. Sebab, dampak stroke bisa dipulihkan asal tahu caranya dan disiplin.
Selain itu, bagi siapa saja yang potensial terkena stroke agar hati-hati dalam gaya hidupnya. Sebab, stroke itu menyerang secara tiba-tiba.
Poin lainnya, mengimbau pemerintah segera membuat ‘peta jalan pulih stroke agar para penderita stroke dapat memahami dan mengetahui apa yang harus dia lakukan.
Juga mengimbau pemerintah agar memberikan perlindungan kepada penderita stroke yang terlantar, karena tidak berdaya secara ekonomi dan terasingkan dari lingkungannya.
Itulah poin-poin aksi jalan kaki Komaruddin, mengajak semua pihak memberikan penanganan stroke secara komprehensif, tutur Tugas.
Reporter: Saparuddin Siregar
Discussion about this post