Tapsel, StartNews – Kementerian PUPR memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk merelokasi ruas jalan Batu Jomba di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) mencapai Rp2,7 triliun.
“Kita (Kementerian PUPR RI) masih mencari (anggaran) itu,” kata Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Kementerian PUPR Nyoman Suaryana di Batu Jomba, dikutip dari antaranews.com, Rabu (24/7/2024).
Untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas dan kemacetan, pihak Kementerian PUPR rutin melakukan perbaikan. “Sementara akan di-cutting (potong) dulu badan jalan tanjakan sekitar 50 meter agar landau, sehingga tidak sulit dilalui kendaraan bermotor. Mengingat 5 tahun kedepan juga belum tahu nasib relokasi,” ujarnya.
Sebelumnya, rencana relokasi jalan nasional Aek Latong – Batu Jomba sepanjang 34,7 kilometer bakal melintasi dan berdampak terhadap 10 desa di empat kecamatan di Kabupaten Tapsel dan Tapanuli Utara (Taput). Seperti Desa Simangumban Julu dan Desa Dolok Sanggil di Kecamatan Simangumban, Taput. Selebihnya di wilayah Tapsel melintasi Kecamatan Arse, Saipardolok Hole, dan Sipirok.
Seperti Desa Somba Debata Purba, Desa Natambang Roncitan, Desa Nanggar Jati, Desa Aek Hamingjon, Arse Nauli, Desa Desa Sampean, Desa Pahala Aek Sagala, dan Desa Marsada.
Rencana relokasi Aek Latong – Batu Jomba sudah dibahas melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat – 2 (PKM-2) studi LARP yang dihadiri Pemkab Tapsel dan Pemkab Taput di Sipirok akhir tahun 2023.
Bahkan, Ida, penggiat lingkungan dari Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) saat pertemuan sudah sepakat rencana relokasi jalan sepanjang sesuai dengan prinsip ekologi dan tidak saling merugikan.
Ruas Jalan Batu Jomba – Aek Latong yang berada persis pada sesar Sumatera sudah bertahun-tahun rusak. Perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jaringan jalan ini juga sangat tinggi.
Pantauan di lokasi bekas ruas jalan Batu Jomba atau di bawah ruas jalan Batu Jomba sekarang terlihat sudah turun lebih kurang 20 meter dan membentuk jurang dalam beberapa tahun belakangan.
Para ahli selalu menyebut di jalur Batu Jomba terdapat beberapa titik lokasi yang kerap mengalami kerusakan akibat fenomena geologi yang disebut sesar aktif Sumatera, yakni terjadi pergeseran lempeng India Australia relatif terhadap lempeng Eurasia.
Reporter: Antara