Limapuluh Kota, StartNews – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi mengunjungi sentra perkebunan jeruk milik masyarakat di Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (8/5/2022).
Kunjungan tersebut untuk menyahuti aspirasi warga terkait serangan hama di lahan-lahan perkebunan yang diterima Gubernur Buya Mahyeldi pada Safari Ramadan lalu.
Buya berkunjung ke Gunuang Omeh bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikuktura (TPPH) berikut tim ahli pertanian untuk memberikan solusi terkait persoalan tersebut.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan turunnya produksi jeruk hingga 75 persen akibat hama lalat buah yang menjangkit hampir 25 hektare dari total 1.380 hektare areal perkebunan kelompok tani di Kecamatan Gunuang Omeh, Bukit Barisan, dan Suliki.
Menurut pengakuan Bamus Kelompok Tani, meski telah memperoleh binaan dari OPD terkait mengenai langkah memutus rantai hama, tetapi berbagai upaya sudah dilakukan belum membuahkan hasil.
Menanggapi hal itu, Gubernur Buya Mahyeldi menginstruksikan agar gerakan pengendalian kembali dilakukan secara serempak di tiga kecamatan sekaligus. Berangkat dari hasil diskusi bersama tim ahli dan kelompok tani, diduga belum berhasilnya pengendalian hama disebabkan upaya yang sebelumnya dilakukan bersifat periodik di areal yang lebih kecil, sehingga menyebabkan hama justru berpindah-pindah dan menyebar sporadis.
“Kunci untuk menghadapi hama adalah dengan bekerja bersama. Penanganan serempak di seluruh areal yang terdampak. Kalau kelompok tani kompak bersam,a Insha Allah bisa diputus. Kita akan fokus ke tiga kecamatan ini,” kata Gubernur.
Lebih lanjut Buya meminta Dinas TPHP memastikan seluruh ketua kelompok tani di tiga kecamatan itu sudah dikumpulkan dan diberikan edukasi sebelum memulai gerakan pengendalian hama secara serempak.
Dia juga mengimbau petani yang belum tergabung ke dalam kelompok tani untuk segera bergabung agar dapat memperoleh berbagai benefit dan bantuan dari pemerintah.
“Saat ini ada 298 kelompok tani di tiga kecamatan, kumpulkan dulu semua dan diskusikan. Ambil sikap bersama sesuai saran dari tim ahli, tindakan apa yang harus dilakukan, apakah perangkap, pemangkasan, pemberian obat atau upaya lain. Semua harus kompak ikut serta, yang belum masuk kelompok tani juga segera bergabung,” lanjutnya.
Sementara Bupati Limapuluh Kota Safaruddin menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah provinsi. Meski pemerintah melibatkan tim ahli di bidang pertanian, kata dia, tetapi kunci pemutusan rantai hama tetap berada pada masyarakat kelompok tani di tiga kecamatan tersebut.
“Meski melibatkan ahli, tapi kuncinya tetap ada pada bapak dan ibu. Patuhi arahan tim ahli agar gerakan pengendalian berjalan optimal dan mampu memutus rantai hama,” ujar Safaruddin.
Senada dengan itu, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikuktura Suardi juga menyampaikan, kedepan diperlukan adanya penerapan gerakan pengendalian per wilayah dan edukasi yang lebih mendalam. Sebab, masih ada sebagian petani yang belum sepenuhnya memahami, terutama yang belum bergabung ke dalam kelompok tani.
Suardi menyarankan agar ada surat edaran, setidaknya dari wali nagari bahwa petani semestinya harus berkelompok. Sebab, informasi dan bantuan dari pemerintah diberikan hanya melalui kelompok tani yang sudah terdaftar.
“Kalau tidak bergabung dalam kelompok sangat disayangkan, karena banyak bantuan dari pemerintah disalurkan lewat kelompok tani. Bantuan perangkap, peralatan perkebunan, kompos, dan pembinaan semua diberikan melalui kelompok tani,” katanya.
Sementara untuk pengendalian hama, dia mengaku memang masih terkendala karena belum dilakukan secara serempak di seluruh areal perkebunan jeruk oleh semua kelompok.
Reporter: Rls/Sir