Panyabungan, StartNews H (47) warga Desa Tebing Tinggi Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menjadi korban hipnotis oleh seorang pria mengaku dari Dinas Sosial daerah. Pasalnya, perempuan 6 orang anak ini ditipu hingga lenyap uang jutaan rupiah dan beberapa gram cincin emas.
Anak kandung perempuan NH bernama AH (20) kepada MohgaNews menceritakan keluarganya sudah menjadi korban penipuan oleh seorang laki-laki yang mengaku tukang data penerima bantuan dari pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Madina.
AH menceritakan, kejadian tersebut terjadi pada, Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 16.00 Wib di rumah mereka sendiri. Awalnya ada pria menaiki sepeda motor ninja berwarna silver berpakaian rapi memakai tas kecil datang menjumpai saya di depan rumah. Kemudian, menanyakan ibu saya ada nggak di rumah, dia mau jumpa dan mengaku dari dinas sosial untuk mendata penerima bantuan, kata AH.
Saya pun langsung memanggil ibu dan mengatakan ada yang mau jumpa dari dinas sosial mau mendata. Ibu pun menyambut baik, kemudian pria itu minta masuk ke rumah, namun ia tak mau ke kursi tengah melainkan dekat pintu saja,
Kami bersaudara ada 6 orang. Kebetulan adek yang paling kecil sedang di luar rumah, jadi hanya 5 orang saja yang disuruh mendekat kepada si pria itu. Ayah kan sudah meninggal tahun lalu, hanya ibu yang menemani kami, ujarnya.
Kemudian, AH menceritakan pria berbadan kurus dan kulit putih ini menerangkan kepada mereka bahwa ada bantuan dari pemerintah yang ingin disalurkan kepada masyarakat, namun jumlahnya terbatas. 30 penerima saja di Madina, sambil memperlihatkan foto penerima lainnya yang sudah tersalurkan.
Setelah dia survey rumah, jenis usaha dan pendapatan per bulan orang tua saya. Dia menyebut ada 3 syarat untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan biaya sekolah itu yakni paling singkat 5 tahun berdomisili di desa tempat tinggal, pekerjaan sebagai petani dan keluarga yang hemat,
Saat itu kami masuk dalam kategori yang dia maksud, beberapa persyaratan dia minta termasuk buku tabungan, uang tunai yang disimpan di rumah. Ibu pun mengambil uang yang ia simpan sebanyak Rp 1.800.000 dan diletakkan ditengah kami,
Lalu, pria itu melihat cincin emas yang saya pakai. Tanpa sadar, saya juga menyerahkan kepadanya sebagai bukti jaminan penerima bantuan sosial yang disiapkan 4 amplot berisi Rp 4 juta. 2 amplot untuk BLT, kemudian 2 lagi untuk bantuan sekolah. Lalu, amplop itu dia kasih kepada kami, namun berjanji tidak akan dibuka sebelum dia datang kembali bersama ustaz yang ingin membayar nazar kepada mereka (anak yatim),sambungnya.
Namun, AH mengaku dalam perbincangan yang mereka bangun dengan pria tersebut dapat dirasakan dalam hati, tapi tidak bisa diucapkan, melainkan menuruti semua apa kata pria tukang tipu tersebut.
Kami tunggu dia sesuai perjanjian mau datang dengan ustaz untuk membayar nazar. Saat itu sudah mau magrib, namun kami belum sadar kami sudah ditipu. Adek yang paling kecil tadi datang ke rumah sambil heran melihat ada apa dengan kami, sambil memaksa ibu agar membuka amplop tersebut. Akhirnya, 4 amplop yang dikasih hanya berisi potongan kertas. Pria itu sampai sekarang tidak datang, dia pulang ke daerah Panyabungan, ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madina, Dedi Armansyah saat dihubungi media ini mengaku tidak ada anggotanya atau pihak ketiga yang melakukan pendataan ke rumah warga, apalagi soal bantuan pemerintah.
Astagfirullah, tidak ada anggota atau pihak yang saya ketahui tentang itu, ini sudah murni penipuan. Saya dengan beberapa kepala sekolah di Madina sudah pernah terperangkap. Kepada masyarakat Madina saya tegaskan tak ada program seperti itu, jika namanya bantuan sosial, hanya satu pintu melalui Kantor Pos, tegasnya.
Reporter: Rls





Discussion about this post