SELALU ada harapan bagi orang yang memelihara pikiran jernih. Artinya, meskipun ada kekurangan, tetapi harapan tidak boleh padam. Begitu pun kepada dua pemimpin baru Madina, H. M. Ja’far Sukhairi Nasution dan Atika Azmi Utammi Nasution. Mereka telah dilantik pada Kamis, 22Juli 2021 sebagai bupati dan wakil bupati kabupaten Mandailing Natal periode 2021 – 2024.
Sukses dengan Poda Na Lima
Pertama, paias rohamu. Membersihkan niat, jiwa, dan hati. Memimpin Madina dalam rangka beribadah kepada Allah lewat kepemimpinan atau politik. Bukan harta, popularitas, atau demi jabatan itu sendiri.
Ketika pemimpin hatinya sudah bersih maka mudahlah baginya mengajak yang dipimpin membersikan roha. Kalau yang memimpin dan yang dipimpin hatinya sudah bersih, maka program akan berjalan sesuai yang direncanakan.
Selain itu, penyakit persaingan pengaruh antara bupati dengan wakilnya juga hilang. Padahal jika rasa itu ada susah membangun kekompakan salumpat saindege (seiring seirama saling mendukung).
Kedua, paias pamatangmu. Secara harfiah berarti badan. Namun lebih jauh itu juga bermakna menampilkan bahasa tubuh dan narasi dengan komunikasi yang jujur, lancar, jelas, mudah dipahami. Di dalamnya terdapat logika yang terang dan adab berbahasa yang santun. Tidak dengan cara arogan dan penuh ancaman.
Ketiga, paias parabitonmu. Bersihkan pakaianmu. Pakailah pakaian yang halal asalnya, sopan dan rapi dan jangan mencolok yang menunjukkan kesenjangan dengan rakyat madina.
Karena tidak jarang ada pemimpin yang menunjukkan kemewahan di tengah tengah rakyat nya yang menderita. Ini sama saja dengan membuat bentang jarak yang menganga antara pemimpin dan rakyat. Dari aspek psikologi politik akan melahirkan antipati, padahal yang dibutuhkan adalah simPATI atau respek.
Keempat, paias bagasmu. Bersihkan rumahmu. Buatlah rumahmu menjadi contoh tentang kebersihan secara lahir dan batin. Secara batin maknanya adalah jauhkan dari kolusi dan nepotisme. Karena jika kolusi dan nepotisme sudah masuk rumah alamat terjadi mis kompetensi dan mis managemen. Orang yang tidak kompeten dimasukkan karena faktor teman, famili, dll. Dan biasanya muncullah pungli, korupsi atau uang siluman. Itu semua penyakit kronis di pemerintahan.
Kelima, paias pakaranganmu. Bersihkan lingkunganmu. Pemimpin harus menjadi contoh di lingkungan di mana saja dia berada. Jangan pula seorang pemimpin hendak membersihkan lingkungan agar jangan berbuat kerusakan di hutan atau di sungai, tetapi diam diam dia juga punya beko yang terus mengeruk hutan dan sungai tanpa amdal. Tidak memperhatikan risiko jangka panjang bagi rakyatnya. Bisa juga dia tahu ada pelanggaran, tetapi karena yang punya teman teman pendukung, lalu dibiarkan. Ini berbahaya.
Kabupaten Madina dan seluruh potensi alam yang ada di dalamnya sejatinya untuk kesejahteraan seluruh warga madina, bukan sekelompok orang. Perlu ada kemauan politik yang gigih dari pemimpin baru untuk membuat dan menerapkan aturan yang jelas.
Paias adalah Kearifan Lokal
Paias atau bersihkan adalah cara pandang. Yaitu cara pandang yang bersih. Paias juga kata aktif bukan pasif. Itu artinya pemimpin harus menjadi komando, bukan dikomandoi atau sekadar petugas partai pengusung yang tunduk pada partai dan koalisi bukan kepada aturan.
Paias juga bermakna adanya kerja sama, kolaborasi, bukan pemain tunggal. Orang yang cakap bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat selagi untuk kebaikan bersama bukan kelompok.
Paias juga artinya bisa mencontohkan, bukan sekadar memerintah dengan kata-kata tetapi juga dengan sikap dan tindakan. Dalam banyak hal, dia orang pertama melakukan apa yang ia perintahkan.
Paias juga bermakna mampu memengaruhi pihak lain. Memengaruhi dengan kompetensi dan integritas,tidak karena tekanan ketakutan. Paias juga bermakna bahwa pemimpin punya nyali atau keberanian. Dia sanggup berhadapan secara Intekektual dan integritas dengan pemerintah pusat dan propinsi. Sanggup berhadapan dengan wakil rakyat, dengan wartawan atau pihak pihak lainnya. Jika untuk yang benar, kalau perlu bahkan bernyali mempertaruhkan jabatan.
Cukup panjang waktu untuk satu periode mewujudkan janji kampanye, menyejahterakan rakyat madina, menaikkan level pendidikan dan menertibkan sumber daya alam yang dikelola secara melenceng. Awalnya, paias rohamu! Selamat mengabdi kepada pak Ja’far Sukhairi dan Atika Azmi. Rakyat Madina tentu ingin mengenang bahwa mereka pernah punya bupati dan wakil bupati terbaik. *)
Penulis adalah putra Hutapadang. Alumni Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat, Kotanopan. tinggal di Medan.