Panyabungan, StArtNews-Korban yang menghirup gas beracun jenis H2S milik perusahaan SMGP merasa trauma. Mereka mengaku takut kelalaian perusahaan yang berakibat fatal itu terulang.
Hal itu dikatakan Ani Lubis, salah seorang korban pada StArtNews pada Selasa (26/1) di RSUD Panyabungan.
Ia juga mengaku khawatir dengan kondisi keluarganya di rumah saat ini.
“Anak saya ada dua di rumah sekarang, saya gak tau kondisi mereka bagaimana. Saya takut kejadian keualang kembali, saya trauma, Pak,” kata Ani.
Ani menceritakan kronologi dirinya menjadi ikut jadi korban. Saat itu, katanya, ia sedang di sawah bekerja sebagaimana biasanya. Namun, tiba-tiba ia merasa mual dan sakit kepala.
Setelah itu ia tidak sadar apa yang terjadi selanjutnya. Ani baru sadar setelah tiba di RSUD Panyabungan. Ia baru tahu telah menjadi korban yang menghirup gas H2s dari keterangan pihak rumah sakit
Akibat trauma, sebagian warga saat ini masih mengungsi, ada yang tinggal bersama sanak saudara dan bahkan ada yang mengungsi ke Masjid Agung Nur Alan Nur Aek Godang, Panyabungan.
Ani dan warga yang menjai korban berharap perusahaan hadir dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
Seperti diketahui, ada 5 warga yang meninggal dunia akibat menghirup gas beracun H2S milik perusahaan panas bumi SMGP yang beroperasi di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal.
Kejadian itu bermula saat pihak perusahaan membuka keran tabung yang mengandung gas H2S. Pembukaan keran ini tidak didahului dengan pemberitahuan pada warga. Akibatnya, banyak warga yang menjadi korban akibat menghirup udara yang bercampur racun tersebut.
Tim Redaksi StArtNews