• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, Oktober 7, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Pasar Malam, Trik Jepang Menangkap Pemuda Kotanopan

OLEH: ASKOLANI (Penulis dan Budayawan)

by Redaksi
Sabtu, 6 Agustus 2022
0 0
0
Pasar Malam, Trik Jepang Menangkap Pemuda Kotanopan
ASKOLANI (Penulis dan Budayawan)

SUATU hari di tahun 1942, truk Jepang hilir mudik di wilayah Kotanopan. Di dinding truk di gantung selembar “amak”. Isinya tentang Pasar Malam yang akan digelar malam nanti. Tentu juga teriakan “boa-boa”, pengumuman yang sama untuk orang yang tidak bisa membaca.

Para pemuda riuh. Beberapa berkumpul untuk rencana nonton bareng. Tentu saja. Pasar Malam pasti menarik. Apalagi kabarnya akan ada unjuk kebolehan naik motor di atas tong besar.

Zaman itu zaman sulit. Beras sulit didapat. Mata uang juga tidak jelas. Uang Belanda tak laku. Alat tukar yang pasti hanya barter. Misalnya setengah karung beras ditukar dengan panci besar. Karena sulitnya beras, orang lebih banyak makan ubi, jagung, bahkan bonggol batang pisang.

Tapi ini, Pasar Malam. Begitu magrib, para pemuda sudah ramai. Gratis ternyata.

Asyik menonton, suasana riuh. Ternyata para pemuda ditangkapi, dimasukkan ke dalam truk, dibawa entah kemana. Semua panik.

Beberapa yang lain berlarian. Sembunyi di belakang pasar, di bawah rumpun pisang dan semak. Menunggu…

Ternyata mereka dijadikan romusha. Diangkut untuk bekerja membangun jalan, prasarana perang, dan lain-lain. Ada yang kembali, lebih banyak yang hilang tanpa jejak. Semua sudah mafhum adanya, kalau sudah naik truk tentera Jepang, ikhlaskan saja lah. Jangan berharap akan bertemu kuburnya.

Cerita-cerita tentang para pemuda yang ditangkapi di kawasan Kotanopan memang sudah hal yang jamak. Karena itu banyak pemuda yang bersembunyi di kebun, berbulan-bulan lamanya.

Trik terbaik ternyata Pasar Malam. Dalam perut kosong pun orang tetap ingin memanjakan mata.

Mereka adalah pahlawan yang tidak pernah dicatat namanya, tidak digubris.

(Data ini saya baca dalam buku “Inang Perkasa dari Usartolang” karangan Rayani Sriwidodo. Saya tulis dengan kalimat saya sendiri). (***)

Tags: KotanopanPasar MalamPenjajahan JepangRomusha
ShareTweet
Next Post
Ketua DPRD Madina: Saya Bangga Jadi Warga Muhammadiyah

Ketua DPRD Madina: Saya Bangga Jadi Warga Muhammadiyah

Discussion about this post

Recommended

TPA di Dusun Banggua Tak Terurus, Warga Ancam Blokade Jalan

TPA di Dusun Banggua Tak Terurus, Warga Ancam Blokade Jalan

5 tahun ago
Pemkab Minta Pembangunan Penahan Banjir di Panyabungan Timur Diprioritaskan

Pemkab Minta Pembangunan Penahan Banjir di Panyabungan Timur Diprioritaskan

4 tahun ago

Popular News

  • Kapolres Terobos Ruang Kerja Bupati Madina, Ada Apa?

    Kapolres Terobos Ruang Kerja Bupati Madina, Ada Apa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3.997 PPPK Paruh Waktu di Madina Tunggu NIP, 5 Orang Mengundurkan Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rp5 Miliar Dianggarkan untuk Perbaikan Jembatan di Jalan Abdul Haris Nasution

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Tikam Kena Paru-paru, Sekuriti Pasar Baru Panyabungan Dirujuk ke RSU Adam Malik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekuriti Pasar Baru Panyabungan Dibacok Pedagang Dua Jam setelah Kunjungan Bupati dan Ketua DPRD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025