TAHUN ini, untuk kali kedua, bangsa ini merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan pada masa pandemi Covid-19. Lagi-lagi protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menjaga jarak dan mengindari kerumunan guna menangkal penyebaran virus Corona, membuat perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini kurang semarak dibanding tahun-tahun sebelum pandemi ini mendera Indonesia.
Tak hanya larangan menghelat kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa yang membuat perayaan ulang tahun kemerdekaan tahun ini terasa kurang meriah. Lebih dari itu, situasi ekonomi yang terpuruk sebagai dampak pandemi Covid-19 juga membuat masyarakat kurang bergairah merayakan euforia kemerdekaan bangsa ini.
Khusus di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), pemerintah daerah tetap menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat perlombaan untuk memeriahkan hari jadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Akan tetapi, lagi-lagi kungkungan aturan prokes memaksa beragam lomba— yang sejatinya menjadi hiburan rakyat itu – dihelat secara daring.
Tak hanya soal kegiatan lomba sebagai bentuk kegembiraan rakyat yang jauh berkurang, gairah masyarakat untuk sekadar mengibarkan bendera merah putih di depan rumah masing-masing pun turun drastis.
Cobalah telusuri jalan-jalan protokol di ibukota kabupaten ini, atau masuk lebih dalam ke permukiman penduduk, hanya sebagian kecil masyarakat yang punya rasa nasionalisme untuk mengibarkan bendera merah putih. Bahkan, beberapa kantor instansi pemerintah, kantor sekretariat ormas, bahkan kantor partai politik, tampak enggan mengibarkan selembar kain yang menjadi simbol NKRI itu.
Lantas, apa sebenarnya yang terjadi pada rasa patriotisme dan nasionalisme rakyat Madina?
Padahal, lewat beberapa kali rapat pembahasan persiapan perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution terus mengingatkan agar pandemi Covid-19 tak mengurangi kadar patriotisme dan nasionalisme kita dalam berbangsa dan bernegara.
Memang, merayakan HUT kemerdekaan NKRI, tidak harus dengan menyelenggarakan acara-acara yang menghadirkan massa. Lebih dari itu, patriotisme dan nasionalisme itu dapat kita tunjukkan dengan persatuan kita melawan penyebaran Covid-19.
Kesadaran kita terhadap pentingnya menerapkan prokes dalam menjalankan aktivitas sehari-hari merupakan bagian dari semangat nasionalisme kita dalam perjuangan menyelamatkan negara ini dari ‘penjajahan’ Covid-19.
Kita wajib menyadari bahwa pemerintah tidak akan bisa sendirian mengusir penjajah bernama Corona dari Bumi Gordang Sambilan ini tanpa adanya dukungan masyarakat.
Sebagai negara Pancasila, kita harus bahu-membahu dan gotong-royong mengusir penjajahan Corona dari bumi Madina yang madani ini. Mungkin, itulah bentuk kecintaan kita pada bangsa dan daerah ini, sekaligus refleksi patriotisme dan nasionalisme kita dalam mengisi kemerdekaan yang genap berusia 76 tahun. Dirgahayu ke-76 NKRI. Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh. (Sir)