• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, November 11, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Muhidin Nasution, Perintis Kemerdekaan Indonesia dari Hutapungkut

OLEH: ASKOLANI NASUTION (Penulis dan Budayawan)

by Redaksi
Jumat, 5 Agustus 2022
0 0
0
Muhidin Nasution, Perintis Kemerdekaan Indonesia dari Hutapungkut

Tugu perintis kemerdekaan Indonesia di Kotanopan. (FOTO: DOK. START FM)

ASKOLANI (Penulis dan Budayawan)

DALAM pertemuan keluarga Perintis tahun 1996, cerita ngalor-ngidul. Kami duduk di atas rumput, di gubernuran. Ketua Perintis Kemerdekaan Sumatera Utara waktu itu Prof. Dr. Bachtiar Fanany Lubis, dosen USU, duduk bersila di atas rumput, tanpa alas. (Saya lupa apakah beliau anak H. Ayub Suleman Lubis, Ketua Perintis sebelumnya).

Kesempatan berkumpul setiap tanggal 16 Agustus di Gubernuran, menjadi momen berbagi cerita bagi anak-anak keluarga perintis. Saya kira itu pewarisan nilai dan kisah-kisah yang tidak semua kami tahu.

Lalu merambat ke kisah-kisah perjuangan di lingkup Goa Borala, Huta Pungkut. Mereka yang selalu rapat di Goa Borala tentu faksi Partindo. Partindo dibentuk pasca PNI pecah setelah Soekarno dipenjara.

Salah satu tokoh Partindo di Mandailing adalah Muhidin Nasution. Partindo juga membubarkan diri tahun 1937 karena tekanan kolonial. Muhidin Nasution lalu masuk Partai Murba yang didirikan Tan Malaka, Chairul Saleh, Soekarni, dan Adam Malik. Dalam fusi partai tahun 70-an, Murba bergabung dengan PDI. Jadilah Muhidin Nasution pengurus DPP PDI.

Ia orang yang seumur hidupnya menolak menjadi legislatif karena ingin berjuang lurus. Bahkan ketika menjadi Ketua DPP PDI, ia tinggal di sebuah rumah berlantai tanah, di pedalaman Jawa Barat. (Tentang ketulusan Muhidin Nasution berbamgsa, pernah diceritakan Sabam Sirait).

Muhidin Nasution lahir di Hutapungkut tanggal 20 Oktober 1910. Lulus dari HIS Kotanopan, ia terjun ke dunia pergerakan. Usianya masih 19 tahun waktu itu.

Tahun 1933, ia masuk Partindo. Bersama Boeyoeng Siregar, Abu Kosim Dalimunte, dan lain-lain; mereka sering melakukan rapat-rapat di Goa Borala. Rapat itu bertujuan untuk strategi perjuangan melawan Belanda yang berpusat di Kotanopan. Melalui aksi massa, rapat akbar, atau aksi sabotase lainnya, membuat Belanda gerah.

Saat itu, Hutapungkut desa pertama yang bebas buta huruf di Sumatera Utara. Itu karena peran kursus menulis dan membaca yang dilakukan tokoh-tokoh pergerakan di sana. Tentu juga peran Adam Malik yang mensuplai bahan-bahan bacaan dari Batavia. (Bahkan di Sayur Maincat ada penerbit koran).

Bulan Oktober 1933, Muhidin Nasution ditangkap Belanda. Dua tahun kemudian ia dibuang ke kamp tahanan politik Digul, Irian Jaya.

Di kamp yang sama juga ada Bung Hatta, Sayuti Melik, Maskun, Sutan Syahrir, dan tokoh-tokoh pejuang lain. Tentu juga tokoh Mandailing lain. (Tentang Digul, saya tampilkan dalam film “Dari Mandailing ke Boven Digul” tahun 2018).

Jepang masuk tahun 1942. Semua tahanan Digul dibawa Belanda ke Australia. Termasuk Muhidin Nasution. Baru setelah merdeka, Januari 1946, Sekutu mengembalikan Muhidin Nasution ke tanah air. Ia segera bertugas di Kementerian Pertahanan dengan pangkat Letkol. Bulan Agustus 1946, ia memimpin Laskar Biro Perjuangan Daerah ke-34 Kresidenan Bogor.

Ketika Devisi Siliwamgi yang dipimpin Jenderal Nasution hijrah ke Yogya pasca Perjanjian Renville, Muhidin tetap memilih sembunyi di kantong-kantong pertahanan Republik di Jawa Barat.

Tahun 1948 bergabung dengan Brigade Tirtayasa di Banten. Brigade itu termasuk kelompok bersenjata yang menolak Perjanjian Meja Bundar. Tahun 1950 sempat ditahan selama dua tahun.

Tahun 1955-1957, menjadi Asisten Politik Menteri Pertahanan Prof. Iwa Kusuma Sumantri. Tanggal 21 November 1985, Muhidin Nasution meninggal setelah menunaikan ibadah haji bersama istrinya. Beliau dimakamkan di Bogor. (***)

Tags: HutapungkutMuhidin NasutionPerintis Kemerdekaan Indonesia
ShareTweet
Next Post
Inilah Delapan Jejak Pejuang Kemerdekaan di Kotanopan

Inilah Delapan Jejak Pejuang Kemerdekaan di Kotanopan

Discussion about this post

Recommended

Puncak Mudik di Bandara Kualanamu Diprediksi 30 April 2022

Puncak Mudik di Bandara Kualanamu Diprediksi 30 April 2022

4 tahun ago
Atika Bujuk Pedagang Pasar Kuliling Pindah ke Pasar Tapanuli

Atika Bujuk Pedagang Pasar Kuliling Pindah ke Pasar Tapanuli

1 bulan ago

Popular News

  • Bupati Madina Kesal Gegara Kadis Perikanan Membangkang

    Bupati Madina Kesal Gegara Kadis Perikanan Membangkang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biadab..! Tiga Pria Cabuli Siswi Kelas 1 SLTA di Pondok Kebun di Hutabargot

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagi, Polisi Tangkap Pengedar Ganja di Kelurahan Wek II

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nekad Jual Ganja, Warga Wek I Ini Ditangkap Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria Ini Jual Paket Ganja Mirip Bungkus Permen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025