Panyabungan, StartNews – Sekolompok mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Mandailing Natal (GMPM) meminta Kejaksaan Negeri Kabupaten Mandailing Natal (Madia) mengusut dugaan korupsi di Dinas Pertanian Madina.
Permintaan mahasiswa tersebut disampaikan melalui demonstrasi di depan Kantor Dinas Pertanian Madina di Komplek Perkantoran Payaloting, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Senin (14//2/2022).
Saat berunjuk rasa, Ketua GMPM Ahmad Hidayat Batubara menyoroti jual-beli tenaga honorer yang diduga dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian bersama kroni-kroninya. Sesuai dari hasil investigasi mereka dan berdasarkan keterangan sejumlah pegawai honorer yang saat ini masih dirumahkan sejak masa tugas kontrak berakhir pada Desember 2021.
“Bahkan, setiap satu orang honorer yang masuk di Dinas Pertanian, ada yang membayar dua puluh lima juta, dua puluh juta, lima belas juta, dan sepuluh juta kalau itu termasuk keluarga,” kata Hidayat pada orasinya.
“Untuk itu, kami meminta kepada Pak Bupati Mandailing Natal untuk segera memecat dan membekukan Kepala Dinas Pertanian terkait jual-beli jabatan tersebut,” ujarnya.
Mahasiswa juga mendesak Kejaksaan Negeri Madina memeriksa Kepal Dinas Pertanian Madina terkait dugaan korupsi pupuk bersubsidi yang telah digelontorkan oleh pemerintah pusat.
Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Madina Masdelina menyambut tuntutan yang disampaikan mahasiswa. Dia mengatakan Kepala Dinas Pertanian Madina saat ini tidak berada di kantor.
“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih orasi dan aspirasi adek-adek mahasiswa. Yang seharusnya menemui adek mahasiswa ini bapak Kepala Dinas Pertanian, tapi berhubung karena bapak mendapingi Bapak Bupati Mandailing Natal ke lapangan dalam tugas kerja,” katanya.
Meski demikian, Masdelina menyebut segala tuntutan mahasiswa sudah didengar dan direkam. “Nantinya pasti juga kami sampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian apa-apa tuntutan adek mahasiswa ini,” katanya.
Reporter: Rls