Panyabungan, StartNews – Sejumlah Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menyatakan sikap tidak turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Anti Maksiat (AMAK) yang rencananya dilaksanakan pada Jumat (4/2/2022) lusa.
Ormawa yang menyatakan sikap tersebut, di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), DPP Ikatan Mahasiswa Muslim Madina (IM3), pengurus BEM STAIN Madina dan Koalisi Mahasiswa Pergerakan (Kompak) Madina. Mereka menyatakan sikap bersama pada Rabu (2/2/2022) malam.
Informasi dihimpun, aksi unjuk rasa pada Jumat lusa tujuannya ada 4 titik, yakni ke Kantor Bupati, DPRD, Polres dan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tujuan demo tersebut adalah untuk mendesak pemerintah dan aparat kepolisian mengusut peristiwa pada Selasa malam, 18 Januari 2022, acara pesta ulang tahun Iqbal alias Rihanna yang menampilkan atraksi tari ular di salah satu restoran di Kecamatan Panyabungan.
Ketua HMI Madina Riswan Nasution menegaskan tidak akan terlibat dalam aksi tersebut. Dia menilai, turun ke jalan merupakan hal yang tidak sesuai dan syarat dengan politisasi. “Bukan kita tidak benci dengan aksi tari ular tersebut, kita sangat mengutuknya. Tapi kalau soal aksi Jumat lusa, kami memastikan tidak ikut. Apabila nanti ada oknum mahasiswa mengatasnamakan kader HMI yang terlibat dalam aksi itu, kita akan melakukan pertimbangan terhadapnya,” kata Riswan.
Senada disampaikan Ketua IM3, Mahfuz Rosyadi Lubis SH bahwasanya dia telah mengimbau semua kader agar tidak ikut terlibat dalam aksi mengatasnamakan AMAK ini. “Kami sudah membahas secara matang apa tujuan aksi tersebut. Semua kader IM3 sepakat tidak ikut turun ke jalan, akan tetapi si Iqbal kami tetap mengutuk keras dan harus di tindak sesuai dengan undang-undang yang berlaku, maupun secara adat istiadat di daerah ini,” imbuhnya.
Ketua PMII, Ali Musa Nasution juga mengaku telah memberitahukan semua kader untuk tidak terlibat. “Kita ingin semua kondusif, jika ingin melakukan tuntutan, kita lapor saja ke Aparat Penegak Hukum (APH). Kami tak mau nanti nama mahasiswa di Madina dibawa-bawa dalam aksi itu. Kami melihat langkah yang tepat saat ini melaporkan secara resmi ke penegak hukum, bukan dengan melakukan demo,” ucapnya.
Presma STAIN, Budi Santoso SH menyampaikan kepada seluruh mahasiswa dan pengurus untuk tidak terlibat dalam aksi tersebut. “Aksi ini jangan digunakan sebagai dari pihak atau elit-elit yang tak bertanggungjawab, sehingga menyerang atau ada korban terhadap Ketua DPRD Madina. Seharusnya kita harus bangga kepada beliau yang tidak memandang siapapun yang mengundangnya. Pak Erwin kan hadir sebagai yang dianggap pengganti orang tua,” tegas Budi Santoso.
Ketua IMM Sulhan Batubara SH berharap kepada Iqbal yang sudah meminta maaf agar tidak mengulangi perbuatannya itu lagi, karena merusak citra daerah yang dikenal Kota Santri dan juga Serambi Makkahnya Sumatera Utara.
“Kita dari IMM juga tak ikut turun ke jalan. Semoga Iqbal mendapat hidayah dari Allah SWT untuk merubah sikap dan perbuatannya itu,” tutup Sulhan.
Ketua Kompak Madina Taufik Pulungan juga menekankan kepada seluruh kader dan mahasiswa di Madina untuk sama-sama bijak menilai apa tujuan aksi tersebut.
Reporter: Rls