Medan, StartNews – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) drg. Ismail Lubis meminta warga Sumut mewaspadai kasus hepatitis akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya.
Ismail Lubis mengatakan kewaspadaan ini menyusul setelah keluarnya Surat Edaran (SE) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI No: HK.02.02/C/2515/2022 tanggal 27 April 2022 terkait kewaspadaannya setelah sejumlah kasus ditemukan di berbagai negara.
“Ya, sesuai surat edaran kita tindak lanjuti,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ini kepada wartawan di Medan, Kamis (5/5/2022).
Ismail menuturkan, berdasarkan SE tersebut, WHO disebutkan telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya (Britania Raya) mengenai 10 kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022, tepatnya di Skotlandia Tengah.
Bahkan, sejak dipublikasikan secara resmi sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022, jumlah laporannya terus bertambah. Terhitung per 21 April 2022, tercatat sebanyak 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara.
Ismail mengatakan kisaran kasus terjadi pada anak usia satu bulan sampai 16 tahun. Sebanyak 17 anak di antaranya atau 10 persen memerlukan transplantasi hati, dan satu kasus dilaporkan meninggal.
Ismail mengungkapkan, hingga saat ini penyebab penyakit tersebut belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab penyakit tersebut.
“Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus. Sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus,” terangnya.
Menurut Ismail, SE ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait akan kewaspadaan dini penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologi atau asal usulnya tersebut.
Sehubungan dengan itu, di antaranya perlu dilakukan pemantauan perkembangan kasus sindrom jaundice akut di tingkat daerah, nasional, dan global terkait kasusnya.
Selanjutnya, memantau penemuan kasus sesuai definisi berdasarkan WHO, yaitu konfirmasi (saat ini belum diketahui), probabel (seseorang dengan hepatitis akut/virus non-hepatitis A, B, C, D, E dengan AST atau ALT lebih dari 500 IU/L, berusia kurang dari 16 tahun sejak 1 Januari 2022 dan Epi-linked (seseorang dengan hepatitis akut/virus non-hepatitis A, B, C, D, E dari segala usia yang memiliki hubungan epidemiologis dengan kasus yang dikonfirmasi sejak 1 Januari 2022.
Reporter: Rls