Medan, StartNews Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin mengatakan Sumut memiliki potensi pertanian yang besar untuk mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan. Sumut memiliki wilayah darat dan laut yang luas. Wilayah darat sekitar 72 juta hektare, lahan sawah sekitar 348.000 hektare, dan luas lahan kering satu juta hektare.
Ini adalah potensi yang sangat besar. Bila dikelola dengan baik akan mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Sumut sekitar 15 juta orang, kata Hassanudin saat menjadi keynote speaker seminar nasional tentang ketahanan pangan yang diadakan Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) di Ballroom Bank Sumut, Medan, Sabtu (14/10/2023).
Menurut Hassanudin, isu pangan menjadi salah satu persoalan global dan masih menjadi permasalahan di Sumut, terutama karena berkontribusi penyumbang inflasi dari bergejolaknya harga pangan.
Saat kita bicara ketahanan pangan, khususnya di Sumut, ada dua isu utama, yakni bergejolaknya harga-harga pangan, terutama beras sebagai sumber pangan utama masyarakat sebagai penyumbang inflasi terbesar yakni 0.64 persen pada September 2023. Yang kedua, belum semua komoditas pangan mampu swasembada, jelasnya.
Dia mengatakan indeks ketahanan pangan Sumut mengalami penurunan dari 78,3 tahun 2021 menjadi 71,22 tahun 2022. Tentu ini harus menjadi perhatian bersama. Indeks ini merupakan indek komposit yang terdiri dari aspek ketersediaan, keterjangakauan, keamanan maupun keberlanjutan.
Dia menjelaskan, Pemprov Sumut dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan telah melakukan berbagai kebijakan dan program. Antara lain, mempertahankan dan meningkatkan swasembada beras melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi, mendorong hilirisasi hasil-hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dengan mempromosikan ekonomi sirkuler, dengan konsep pertanian terpadu atau agroindustri, mendorong penguatan kelembagaan petani dan kemitraan dengan pola close loop, dengan memotong mata rantai agar pasokan lebih cepat sampai ke konsumen.
Hassanudin juga menjelaskan, upaya yang dilakukan Pemprov Sumut tidak terlepas dari masih banyaknya persoalan di sektor pertanian tanaman pangan. Antara lain, ketersediaan bibit unggul yang bersertifikat belum mencukupi, pemanfaatan ketersediaan air, sarana produksi yang terbatas, hama dan cuaca, SDM dan kelembagaan petani yang berdampak pada penurunan produktivitas dan mengganggu ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, dia berharap PIKI bisa membantu Pemprov Sumut memberikan solusi dan gagasan agar produktivitas pertanian meningkat sehingga ketahanan pangan Sumut bisa terus terjaga.
Saya harap seminar hari ini tidak berhenti sampai di sini, tentu kami dari pemerintah sangat berharap ada hal-hal yang bisa secara konstruktif disampaikan kepada kami untuk sama-sama kita mewujudkan ketahanan pangan di Sumut, harapnya
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI Badikenita Putri Br Sitepu mengatakan, seminar ini dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis 60 tahun PIKI
PIKI hadir sejak 1963 dan hadir di 35 Provinsi di Indonesia, saat ini telah berusia 60 tahun. kita mengadakan rangkaian acara di setiap provinsi dengan topik yang berbeda, pertama di DKI Jakarta terkait wawasan kebangsaan, kedua di Banten membahas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumut provinsi ketiga, kita membahas ketahan pangan baik food estate dan food security, dan dilanjutkan ke Jawa Timur dengan topik kemaritiman dan akan dilanjutkan ke Maluku, Papua hingga puncak acara pada 19 Desember 2023 di Jakarta, jelasnya.
Reporter: Rls
Discussion about this post