Tapsel, StartNews – Lingkar Survei Sumatera bekerja sama dengan Jaringan Magister Doktoral Alumni Universitas Sumatera Utara (USU) merilis hasil survei terbaru tentang Pilkada Tapanuli Selatan (Tapsel).
Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut satu, Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga (BAGUSI) unggul dengan perolehan 69,5 persen. Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dan Parulian Nasution, hanya meraih hasil 25,8 persen.
Peneliti senior Lingkar Survei Sumatera Abdul Rahman Matondang menyampaikan hasil survei tersebut kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).
Kandidat doktor di UINSU itu mengatakan, Paslon Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga unggul telak saat berhadapan dengan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu yang berpasangan bersama Parulian Nasution.
Abdul Rahman Matondang didampingi Arief Rahman menambahkan, hasil survei dirilis dengan pertanyaan jika pelaksanaan pemilihan kepala daerah dilakukan hari ini.
Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin unggul 69,5 persen dibanding Dolly Pasaribu dan Parulian Nasution yang hanya memperoleh angka 25,8 persen. Selebihnya, 4,7 persen responden memilih belum menjawab dan belum menentukan pilihan.
“Hasil ini sejalan dengan popularitas Gus Irawan yang 96,2 persen, sedangkan Dolly Pasaribu 95,5 persen. Disusul Parulian Nasution sebesar 52,8 persen dan Jafar Syahbuddin 50,5 persen,” katanya.
Sedangkan dalam hal tingkat kesukaan, memiliki angka yang sangat jomplang antara kedua calon bupati. Gus Irawan disukai 70,5 persen responden dan 29,5 persen yang tidak menyukai.
Sementara Dolly Pasaribu ada 70,8 persen responden yang tidak menyukainya dan hanya 29,2 persen yang menyatakan suka.
Abdul Rahman Matondang menambahkan tingkat kesukaan terhadap Jafar Syahbuddin 20,3 persen dan 79,7 persen tidak menyukai. Tingkat ketidaksukaan tertinggi didapatkan Parulian Nasution dengan angka 80,5 persen dan hanya 19,5 persen yang menyukainya.
80 Persen Tak Puas Kinerja Pemkab Tapsel
Survei ini juga mengulas kinerja Pemkab Tapsel empat tahun terakhir yang dipimpin Dolly Pasaribu. Ada 61,2 persen responden menyatakan Tapsel tidak berkembang sama sekali dan 14,5 persen yang mengakui berkembang baik. Lalu 19,8 persen responden menjawab biasa saja.
Persepsi publik terhadap tidak berkembangnya Tapsel dipengaruhi berbagai masalah seperti rusaknya jalan dan jembatan, serta tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
Hal itu mengacu pada kekhawatiran warga Tapsel terhadap kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Selain itu, masalah pertanian, kelautan dan tingginya korupsi juga dianggap responden cukup meresahkan.
Karena itu pula ada 80 persen responden yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja Dolly Pasaribu selama menjabat bupati.
Rinciannya 60,8 persen mengaku tidak puas sama sekali, lalu ada 19,2 persen kurang puas, sisanya 1,8 persen sangat puas dan 11,5 persen cukup puas dan 6,7 tidak menjawab.
Survei itu juga mengukur kepuasan kepemimpinan antara Syahrul M Pasaribu, bupati sebelum Dolly Pasaribu. Sebanyak 70,5 persen responden mengaku Tapsel lebih bagus dipimpin era Syahrul Pasaribu dibanding Dolly yang hanya 14,8 persen.
Jika dlihat dari elektabilitas, popularitas dan tingkat kesukaan, hasil survei ini linier dengan tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Pemkab Tapsel saat dipimpin Dolly Pasaribu, katanya.
Metodologi survei menggunakan multistage random sampling dengan populasi tersebar di 15 kecamatan secara proporsional yang ada di Tapsel dan sudah berumur 17 tahun.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 1.200 orang dengan margin error 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dilakukan juga quality control 15 persen dari total sampel random dengan mendatangi kembali responden terpilih.
Reporter: Lily Lubis