Jakarta, StartNews – Pemerintah akan membangun rumah sakit (RS) khusus paru di Sumatera Utara (Sumut). Sebab, penyakit paru, terutama tuberculosis paru (TB Paru), menjadi perhatian khusus di provinsi ini. Berdasarkan data Kemenkes tahun 2021, Sumut menempati posisi ke-6 provinsi se- Indonesia untuk kasus TB paru (22.169 kasus). Sedangkan pada tahun 2022, TBC Indonesia mencapai rekor tertinggi, 969 ribu dengan tingkat kematian 93 ribu per tahun.
Rencana pembangunan RS Khusus Paru itu terungkap saat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bertemu Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
“Penyakit paru, terutama TBC, jadi perhatian khusus kita. Makanya kita ingin meningkatkan pelayanan RS Khusus Paru kita agar masyarakat bisa terlayani dengan baik,” kata Edy Rahmayadi, usai bertemu Wamenkes Dante Saksono di Kantor Kemenkes RI, Jakarta.
Edy Rahmayadi mengatakan pentingnya menekan angka TB Paru, karena tidak sedikit balita yang terinfeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2021, menurut data Kemenkes, 9,7 persen kasus TBC terjadi pada anak-anak 0-14 tahun.
“Penyakit ini juga banyak menyerang anak-anak, itu akan mengganggu perkembangan mereka, calon-calon penerus bangsa. Kita harus menekannya demi generasi yang lebih sehat,” kata Edy Rahmayadi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan, Wamenkes menyambut baik upaya Pemprov Sumut membangun RS Khusus Paru. Apalagi sekarang ini menjadi perhatian khusus nasional, bahkan internasional.
“Ini menjadi perhatian khusus nasional dan internasional, apalagi kita (Indonesia) nomor dua tertinggi setelah India. Wamen menyambut baik dan akan berupaya membantu Sumut membangun RS Khusus Paru,” kata Alwi.
Saat ini, Pemprov Sumut secara bertahap melakukan upaya peningkatan pelayanan RS Khusus Paru. Bahkan, Dinas Kesehatan memindahkan bagian manajemen ke gedung kantor eks Dinas ESDM. Ini karena RS Khusus Paru Sumut di Jalan Asrama Helvetia kesulitan melayani masyarakat.
“Bagian surat-menyurat, bagian manajemen yang bisa terpisah kita pindahkan ke gedung ESDM. Itu juga belum cukup untuk melayani masyarakat, makanya kita ingin kembangkan lagi,” kata Alwi Mujahit.
Reporter: Rls