Panyabungan, StartNews Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengeluarkan surat edaran ke seluruh apotik dan tokoh obat agar sementara tidak menjualkan obat berbentuk sirup.
Surat edaran itu juga ditujukan ke instansi di bawah pengawasan Dinkes seperti praktik bidan, Puskesmas, dan rumah sakit agar tidak menggunakan obat berbentuk sirup.
Surat edaran itu meeupakan tindak lanjut surat edaran Kementerian Kesehatan pada Oktober 2022 tentang penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus ginjal akut tipikal pada anak yang saat ini viral.
Pelaksana Kepala Dinkes Madina dr. Muhammad Faizal Tumorang menyampaikan sidak dilakukan untuk mempertegas imbauan larangan sementara peredaran obat berbentuk sirup.
Alhamdulillah, sejumlah apotik, toko obat, dan rumah sakit yang dikunjungi sudah tidak menjual atau sudah menarik dari peredaran toko mereka, katanya.
Berdasarkan imbauan BPOM, ada lima jenis obat sirup yang tidak boleh diedarkan untuk sementara, yakni Propilen glikol, Polietilen glikol, Sorbitol, dan Gliseril atau Gliserol.
Untuk sementara kita tunggu kelanjutan perkembangan dari pemerintah, katanya.
Dia mengatakan pihaknya akan mendata obat-obat yang dilarang peredarannya akan kita data dan akan ditarik dari distributor.
Lima obat sirup yang dilarang, menurut BPOM, mengandung senyawa yang berlebih, sehingga menimbulkan penyakit gagal ginjal akut tipikal.
Kasus gagal ginjal akut kita terima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Ada satu warga Madina yang sudah menjadi korban, tetapi belum dapat kepastiannya. Kita masih menelusuri kepastian data kasus yang diberikan Dinkes Provsu, ungkapnya.
Sebelumnya, warga yang jadi korban kasus gagal ginjal akut ini dirujuk dari Rumah Sakit Permata Madina dengan kasus bedah, bukan kasus gagal ginjal akut.
Kita akan kroscek ke rumah korban, ujarnya.
Reporter: Agus Hasibuan
Discussion about this post