• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Sabtu, Oktober 18, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Data Dinkes, Penderita Stunting di Madina Saat Ini Hanya 8 Persen

by Redaksi
Kamis, 10 Februari 2022
0 0
0
Data Dinkes, Penderita Stunting di Madina Saat Ini Hanya 8 Persen

Dari kiri: Hotmadeli Siregar, SKM, dr. Nondang Eflita, dan Lesti Mafitri, SE. (FOTO: STARTNEWS/SAPARUDDIN SIREGAR)

Panyabungan, StartNews Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Mandailing Natal (Madina), angka penderita stunting di Madina saat ini hanya 8,0 persen. Data ini berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Bahkan, pada akhir tahun 2022, persentase itu ditargetkan bisa turun menjadi 6 sampai 7 persen.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Madina dr. Nondang Eflita menyebutkan berdasarkan data terakhir yang mereka miliki, jumlah anak balita (bawah lima tahun) di Madina sebanyak 28.831 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 1.618 jiwa atau 8,0 persen di antaranya menderita stunting.

Secara keseluruhan angka stunting di Madina belum mengkhawatirkan. Bahkan, kami optimis angka 8,0 persen masih bisa ditekan pada akhir tahun ini, kata Nondang, Rabu (9/2/2022).

Nondang menjelaskan hal itu sehubungan adanya pernyataan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang menyebutkan angka stunting di Madina sudah tahap mengkhawatirkan karena mencapai 47,7 persen.

Ada 12 kabupaten/kota di Sumut angka stuntingnya di atas 38 persen. Dan yang mengkhawatirkan itu di Mandailing Natal, mencapai 47,7 persen, ujar Irzal kepada Gubernur Edy Rahmayadi, Senin (7/2/2022).

Nondang tidak menyalahkan data BKKBN. Namun, pihaknya perlu memberi penjelasan agar masyarakat memahami kondisi riil penderita stunting di Madina.

Data BKKBN yang menyebutkan angka stunting di Madina 47,7 persen tidak akurat. Dengan kata lain, marginerror-nya tinggi, ujar Nondang didampingi Lesti Mafitri, kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Kantor Bappeda Madina, dan Hotmadeli Siregar, kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat.

Dia menyebutkan, Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan BKKBN hanya dilakukan secara random terhadap 22 desa dari 23 kecamatan. Sementara di Madina ada 404 desa/kelurahan. Jumlah sampel-nya sangat kecil, katanya.

Saat petugas BKKBN melakukan SSGI, kata Nondang, mereka berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Madina. Saat itu, petugas survei yang turun ke desa berpenampilan seperti mahasiswa. Setelah mengambil sampel, langsungentrydata secaraonlineke pusat.

Proses pengambilan data itu dinilai kurang menggambarkan kondisi riil di lapangan. Untuk melihat data stunting sebenarnya harus berdasarkan EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

Ini yang sebenarnya kami lakukan di Dinas Kesehatan Madina. Ada ukur timbangnya di setiap Posyandu. Saat ini jumlah Posyandu ada 420-an, jelas Nondang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Madina, pada tahun 2020, penderita stunting ada di 20 desa atau locus stunting. Locus stunting adalahkondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Ke-20 desa tersebut terdapat di tujuh kecamatan, yaitu: Kecamatan Pakantan (4 desa), Muarasipongi (2), Tambangan (3), Hutabargot (2), Ulupungkut (1), Batangnatal (5), dan Muara Batang Gadis (3).

Pada 2021, penderita stunting terdapat di 20 desa dari tiga kecamatan, yaitu: Ulupungkut (7 desa), Kotanopan (2), Tambangan (11).

Sedangkan tahun 2022, penderita stunting ada di delapan kecamatan meliputi: Kotanopan (1 desa), Hutabargot (4), Pakantan (7), Panyabungan (1), Muara Batang Gadis (1), Rantobaek (1), Batang Natal (1), dan Siabu (1).

Target pemerintah pusat pada 2024 angka stunting bisa ditekan sampai 14 persen. Mudah-mudahan targer itu bisa kita capai. Sekarang saja sudah 8,0 persen. Ini sudah bagus. Kalau sampai nol persen, saya kira tidak mungkin, kata Nondang.

Sesuai hasil EPPGMB pada dua tahun terakhir, jumlah stunting di Madina menunjukkan penurunan, yakni: 9,65 persen (2020) dan 8,0 persen (2021). Akhir tahun ini kami upayakan turun sekitar 1 persen, sehingga menjadi 6-7 persen, tambah Lesti Mafitri.

Dinas Kesehatan Madina dan OPD (organisasi perangkat daerah) terkait sebenarnya sempat kaget atas data stunting yang dikeluarkan BKKBN provinsi. Karena itu, kantor Bappeda—selaku koordinator—langsung rapat bersama sejumlah 15 OPD terkait, antara lain, PMD, Dinas Kesehatan, dan Perkim.

Kokdatanya bisa beda. Ternyata kesalahan adalah soal metode pengambilan data. Bahkan, kami langsung koordinasi dengan Dinas Kesehatan provinsi. Mereka mengatakan data yang dipakai adalah mengunakan EPPGBM. Dengan kata lain, data BKKBN Sumut kurang valid karena belum tentu mencerminkan kondisi nyata di lapangan, kata Lesti Mafitri.

Reporter: beritahuta/Sir

Tags: BalitaDinkes MadinaGizi BurukPenderita Stunting
ShareTweet
Next Post
Darimana Asal Coklat yang Sering Kita Makan?

Darimana Asal Coklat yang Sering Kita Makan?

Discussion about this post

Recommended

Gubsu Tantang Pemkab Tapsel Siapkan Lahan untuk Pengembangan Pertanian

Gubsu Tantang Pemkab Tapsel Siapkan Lahan untuk Pengembangan Pertanian

3 tahun ago
Bupati Tapsel Minta Perhatian Ekstra dari Pemprov Sumut

Bupati Tapsel Minta Perhatian Ekstra dari Pemprov Sumut

3 tahun ago

Popular News

  • 19 Pejabat Pemkab Madina Ikut Uji Kompetensi dan Evaluasi Kinerja, Ini Daftar Namanya

    19 Pejabat Pemkab Madina Ikut Uji Kompetensi dan Evaluasi Kinerja, Ini Daftar Namanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertijab Berlangsung Senyap, Bupati Ganti Plt. Kadis PUPR Madina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Madina Berharap Uji Kompetensi Lahirkan Pejabat Cerdas dan Visioner

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PN Madina Kabulkan Eksekusi Pengosongan Rumah di Desa Mompang Julu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Madina Tepis Isu Mutasi dan Eksistensi ‘Tim Bayangan’ yang Bergerilya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025