Panyabungan, StartNews – Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution melontarkan satu solusi untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bupati mengimbau masyarakat agar mengelola lahan tidur di desa-desa agar menghasilkan komoditas pangan.
Saipullah menyampaikan hal itu saat memberikan arahan kepada pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina dalam acara halal bihalal instansi tersebut pada Rabu (9/4/2025).
“Kepada masyarakat, terutama para kepala desa ambil peluang ini, bagaimana supaya lahan-lahan di desa masing-masing bisa dioptimalkan untuk menyiapkan kebutuhan Makan Bergizi Gratis, apakah nanti menyiapkan jagung, kedelai, sayur, atau buah-buahan,” katanya.
Bupati menjelaskan, efisiensi anggaran bukan berarti meniadakan anggaran, tetapi menggeser dana yang tersedia untuk program prioritas Presiden Prabowo. Melalui program MBG, kata bupati, nantinya akan ada uang cash yang mengalir dari pusat ke daerah.
“Di satu sisi berkurang di proses pembangunan infrastruktur, irigasi, tapi di sisi lain ada nanti uang masuk ke Madina ini, uang fresh, uang cash, yang digunakan untuk membelanjakan kebutuhan makan bergizi,” katanya.
Saipullah mengakui efisiensi anggaran yang berlaku saat ini berdampak pada pembangunan fisik yang selama ini ditangani Dinas PUPR. Namun, bupati berjanji akan mengupayakan agar potongan anggaran di dinas tersebut dikurangi demi menjaga keberlanjutan pembangunan.
Lebih lanjut, bupati mengaku akan mencari jalan lain untuk mendapatkan anggaran pembagunan fisik, baik itu berkomunikasi dengan Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution, Kementerian PUPR, maupun anggota DPRRI. “Untuk bagaimana nanti paket-paket pekerjan yang ada di kementerian di tahun ini bida didapatkan,” lanjutnya.
Pembangunan jalan, tambah dia, merupakan bentuk dukungan juga terhadap program MBG. Sebab, di Madina masih banyak ruas jalan yang kondisinya memprihatinkan sehingga akan mempetlambat penyaluran paket makanan ke sekolah-sekolah.
Di sisi lain, Bupati Saipullah menekankan kepada masyarakat agar memutus stigma adanya perbedaan perlakuan pembangunan daerah Pantai Barat dan Mandailing Godang. “Saya masih mendengar bahwa seolah-olah Pantai Barat itu didegradasi atau posisinya ada di bawah dan berbeda dengan Mandailing Godang,” katanya.
Stigma tersebut, kata bupati, harus dihapusakan karena pembangunan sudah mulai merata. Terbukti dalam beberapa tahun belakangan porsi anggaran pembangunan yang digelontorkan ke daerah tersebut cukup besar.
Reporter: Rls