Tapsel, StartNews – Hutan Batangtoru di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Tapanuli Utara (Taput) dirambah secara barbar. Selain tambang emas dan pembangkit listrik, juga telah banyak alih fungsi lahan ke kebun pribadi.
Bulan lalu, media internasional memberitakan sekelompok Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis), satwa primata endemik yang dilindungi dan hanya hidup di hutan Batangtoru, telah ditemukan di sawah warga Desa Lumut, Kabupaten Tapteng.
“Orangutan masuk kampung, ini pertanda hutan sudah habis karena dibarbar. Kita saja yang mengabaikan tanda-tanda itu. Pemerintah diam dan APH (aparat penegak hukum) nggak peduli,” kata Sukma Wijaya, pecinta lingkungan, di Batangtoru, Minggu (30/11/2025).
Sukma mengatakan mungkin PT AR, PT NSHE, PT SOL, dan perusahaaan lainnya yang beroperasi di Hutan Batangtoru merasa tidak terimbas apabila perambahan itu menimbulkan bencana.

“Yakin nggak APH tidak mengetahui perambahan itu ? Atau mungkin mereka tahu, tapi takut melihat orang di belakang aktivitas itu. Atau ikut sebagi pemain atau penikmat permainan itu sendiri,” kata Sukma.
Bencana banjir dan longsor sejak Selasa (25/11/2025) telah menghancurkan pemukiman warga dan menelan seratusan korban jiwa di tiga kabupaten. Banjir membawa ribuan kubik kayu yang menandakan banyak perambahan hutan di hulu sungai.
Arus lalu lintas darat yang menghubungkan tiga kabupaten telah rusak ditimbun longsor dan dibelah banjir. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berpangkalan di Kota Sibolga, terhenti suplainya ke wilayah delapan kabupaten dan kota.
Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu menyebut sebelumnya telah menyurati Menteri Kehutanan terkait penebangan dan alih fungsi ekosistem Batangtoru di wilayahnya. Dia menduga banjir bandang ini akibat perambahan di hulu sungai.
“Ini ada penebangan hutan kelihatannya di hulu, sehingga menyebabkan banjir bandang dengan intensitas hujan yang amat sangat tinggi,” kata Gus Irawan Pasaribu saat memantau kondisi warga di Desa Garoga, Kecamatan Batangtoru.

Sebagai bupati Tapsel, dia sudah menyurati Menteri Kehutanan untuk menyampaikan keberatan sekaligus bermohon penghentian penebangan.
“Bulan Juli lalu, Kementerian Kehutanan melalui Dirjen Pengolahan Hutan Lestari, menerbitkan edaran menghentikan penebangan kayu,” sebut Gus Irawan.
Namun, tiga bulan kemudian Kementerian Kehutanan mengizinkan lagi, sehingga bupati Tapsel mengajukan surat keberatan lagi ke Kementerian Kehutanan, sekaligus bermohon untuk dihentikan.
“Tanggal 14 November, saya bersurat lagi ke Kementerian Kehutanan melakukan protes dan keberatan, sekaligus bermohon untuk dihentikan lagi. Karena kami sudah membayangkan di Tapsel ada ekosistem Batangtoru”.
“Di dalam ekosistem itu, ada satwa yang sangat dilindungi, Pongo Tapanuliensis. Ada juga proyek strategis nasional PLTA 510 MW, yang kemudian akan terdampak kalau ada penggundulan hutan di hulu,” jelasnya.
Bupati Tapsel yang siang dan malam hadir di tengah korban berharap bencana ini menjadi pembelajaran.
Reporter: Lily Lubis





Discussion about this post