JANGAN pernah “nyinyir” menguliti persoalan mudik dan semua kompleksitas permasalahannya karena hal ini tidak akan berlaku bagi 193,6 juta jiwa masyarakat yang akan melaksanakan mudik pada tahun ini. Ini angka yang sangat besar sekali dan fantastis karena angka ini jelas merupakan 71,7 persen dari jumlah pendududk Indonesia dewasa ini. Angka ini didapat dari survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik dan Kementerian Komunikasi dan Informastika. Terjadi kenaikan signifgikan sebesar 34 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar pada angka 123,8 juta jiwa.
Ini artinya boleh disebut dominan penduduk Indonesia bepergian mengikuti ritual tahunan ini untuk kembali ke kampung halaman. Artinya juga dominan penduduk Indonesia saat ini memiliki kampung halaman walaupun barangkali sudah lama berdomisili di kota, sehingga anak dan atau cucunya sudah merasa menjadi orang kota. Boleh disebut tahun ini adalah mudik terbesar sepanjang sejarah sama seperti yang dituliskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan dalam lamam Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.
“Luar Biasa. Satu kata yang menggambarkan aktivitas mudik Lebaran tahun 2024 ini. Bagaimana tidak? Ini adalah mudik paling meriah sepanjang sejarah” ucapnya. Dan kemungkinan sekali diantara 193,6 juta jiwa tersebut akan ada anda dan keluarga yang bergerak mudik menuju Jawa atau kota besar lainnya.
Fenomena mudik ini setiap tahun dibahas bersama untuk memperlancar arus mudik ini beberapa Menteri harus turun tangan langsung bahkan Presiden Joko Widodo turut menghimbau untuk mudik diawal terlebih dahulu. Yang paling sibuk tentu saja Kapolri dan Kakorlantas Mabes Polri yang hilir mudik memastikan penanganan mudik ini berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan dan hambatan. Sinergitas dan kolaborasi termasuk dengan Kementerian dan Lembaga Negara Non Kementerian menjadi penting dimaksimalkan.
Pun begitu juga didaerah, kondisi yang sama pasti akan diketemukan. Kepala Daerah masing-masing Provinsi, Kabupaten dan Kota bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah akan melakukan berbagai upaya dan cara supaya para pemudik tidak mengalami kendala yang berarti. Hampir seluruh markas militer yang terletak dijalur transportasi menyediakan rest area, begitu juga dititik titik keramaian kepolisian bersama stake holders lainnya juga mendirikan Pos Pengamanan Mudik.
Ini semua demi kenyamanan dan keamanan 193,6 juta jiwa penduduk Indonesia yang bergerak secara massif menuju kampung halaman masing-masing. Khusus untuk Sumatera Utara diperkirakan 10,67 juta orang atau sekitar 5,51 persen akan keluar dengan tujuan berbagai daerah di Indonesia sementara pemudik dengan tujuan Sumatera Utara diperkirakan mencapai 5,81 juta jiwa.
Mudik harus utuh dan luas dimaknai dari seluruh perspektif dan bukan hanya satu kajian semata karena mudik jelas merupakan persoalan tahunan yang menuntut pikiran dan tindakan untuk lebih terbuka guna mengedepankan kedewasaan, kearifan dan juga kemanusian itu sendiri.
Terjadinya peningkatan arus mudik tahun ini secara tajam banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain tidak adanya lagi Covid-19. Virus ganas yang memaksa banyak orang selama lebaran beberapa tahun tidak berkesempatan untuk mudik. Tahun ini sepertinya masyarakat dengan kesadaran bersama memanfaatkan dan menyiasati waktu untuk mudik. Selanjutnya juga adanya cuti bersama hampir satu minggu lamanya yang bersamaan juga waktunya dengan musim liburan anak sekolah, adanya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi serta infrastruktur yang semakin baik.
Dan yang tidak kalah pentingnya kenaikan jumlah pemudik ini juga berkaitan dengan perekonomian Indonesia yang mulai membaik dimana dalam catatan Badan Pusat Statistik ekonomi kita tumbuh sebesar 5,31 persen. Dan hal yang patut untuk dicermati juga terjadinya peningkatan kepemilikan kenderaan bermotor yang pada akhir 2023 menjadi 153.4 juta unit.
Mobilitas yang mengalami pergerakan secara tajam tersebut tentu akan berdampak nyata bagi lalu lintas sehingga diharapkan pihak yang berkompoten juga serius untuk melakukan berbagai upaya dan cara guna mengelimir terjadinya hal hal yang tidak diinginkan. Kita tidak menginginkan peristiwa pada tahun 2016 yang lalu terjadi kembali dimana 12 orang meninggal dunia akibat kemacetan puluhan kilo meter selama lebih kurang tiga hari di pintu tol Brebes, Jawa Tengah.
Mudik dengan segala kisahnya akan tetap menjadi pemantik romantisme. Dengan segala “keruwetannya” mudik menjadi kisah tersendiri yang akan mengisi hari hari berbalutkan silaturahim antar sesama dikampung halaman.
Ayoklah Mudik…!! Walaupun hanya antara Kayu Laut, Panyabungan Selatan menuju Gunung Baringin, di Panyabungan Timur tetaplah mudik. Dirumahmu ada orang yang sangat kau rindukan untuk mencium tangannya. Ada wajah penuh keriput dan lusuh yang selalu mendoakanmu dari kejauhan. Dan disana juga ada air sungai yang menunggu badanmu untuk mandi…
Selamat mudik, selamat hari raya Idul Fitri 1445 Hijiriyah.
Allahu Akbar, Allahu Alkbar, Allahu Akbar
La Ilaha Illallahu Wallahu akbar.. Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd. (*)